39 Dari 70 Operator Penerbangan ASEAN Pilih Airbus

136

Meskipun tergolong pemain anyar, kemunculan A320 langsung membuat gebrakan baru di dunia aviasi. Pesawat ini menjadi jet komersial pertama sekaligus pelopor dalam penggunaan teknologi fly-by-wire. Jauh mengungguli Boeing yang kemudian juga mengaplikasikan teknologi serupa di pesawat buatannya.

Dunia kedirgantaraan tak lepas dari persaingan antara produsen pesawat terbang. Masing-masing produsen berusaha menciptakan produk yang lebih baik ketimbang pesaingnya.

Di negara-negara ASEAN, nama Airbus A320 bukan hal yang baru lagi. Di langit Indonesia, burung besi ini sudah ramai hilir mudik. Lalu, mengapa maskapai di kawasan ini terpikat dengan A320?

A320 sendiri baru terbang perdana pada 22 Februari 1987. Sementara itu sertifikasi JAA (Joint Aviation Authorities) untuk pesawat ini diterima pada 26 Februari 1988. Sebulan kemudian A320 pertama berhasil di-delivery ke  maskapai Air France.

Bila dibedah, A320 memang dibuat dengan rancang bangun sedemikian rupa. Inovatif, canggih, modern dan mengedepankan keselamatan penumpang.

Untuk yang disebut pertama, kokpit A320 bisa jadi buktinya. Inovasi pesawat lagi-lagi selangkah lebih maju. Pesawat Eropa ini menjadi pertama yang menggunakan model kontrol kemudi samping (side-stick) di dalam kokpitnya. Gagasan penggunaan model kontrol kemudi samping dan teknologi fly-by-wire tak lepas dari peran Bernard Ziegler, putra dari CEO Airbus, Henri Ziegler.

Untuk pesawat sekelasnya, bobot A320 tergolong ringan berkat penggunaan material ringan pada fuselage pesawat, seperti misalnya aramid fibre (AFRP), glass fibre (GFRP) dan plastik serat karbon (carbon fibre reinforced plastics/CFRP). Penggunaan material ini bisa mengurangi bobot pesawat hingga berton-ton. Keuntungannya dengan bobot yang semakin ringan, maka tingkat konsumsi bahan bakar juga jauh lebih sedikit.

Untuk mesin, A320 menyediakan dua pilihan kepada maskapai, tinggal pilih IAE V2500 buatan International Aero Engines atau CFM International CFM 56-5. Kedua mesin ini berdaya dorong antara 25.000-27.000 pon. Untuk mendukung asupan bahan bakar ke mesin, pesawat didukung dengan tangki bahan bakar berkapasitas 23.860 liter. Bahan bakar sebanyak ini mampu membawa pesawat terbang dengan penumpang kapasitas penuh sejauh 5.000 km.

Baca juga:  Mau Berkarier di Luar Negeri? Ini Tujuh Kiat Sukses Membekali Diri

Sumber

Previous articleBaling-Baling Jadi Bintang Regional
Next articleCasa 212, Menjalankan Misi Negara dan Menyatukan Nusantara