N-250, Burung Besi Pertama Buatan RI

411

Munculnya pesawat terbang N-250 dilatarbelakangi oleh kebutuhan sarana angkutan udara saat itu yang masih mengguna­kan pesawat produksi lama. Esther Gayatri Saleh, Test Pilot PT DI kepada Aviasi menyatakan rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkap IPTN pada pameran kedirgantaraan Paris Airshow 1989 di Prancis.

Dipilihnya pengkodean N-250 karena memiliki tiga arti penting.

Kode “N” yang berarti Nusantara dikandung maksud bahwa pesawat ini adalah asli buatan Indonesia. Angka “2” berarti 2 mesin. Sedangkan angka “50” berarti mampu mengangkut 50 penum­pang.

Pembuatan prototipe N-250 dimulai pada 21 Agustus 1992, bersamaan dengan ulang tahun ke-16 IPTN. Pembangunannya ditandai dengan pemotongan komponen pertama (first part cutting) bagian sayap paling atas (upper outboard wing panel).

“Prototipe pertama berkode PA-1 (Prototype Aircraft – 1) berhasil dikeluar­kan dari hanggar (roll-out) pada 10 November 1994. Prototipe pertama ini oleh Presiden Soeharto dinamai “Gatotkaca”, yakni tokoh pewayangan yang sakti dan bisa terbang. IPTN meren­canakan membuat empat prototipe, yaitu PA-1, PA-2, PA-3, dan PA-4. Namun hanya berhasil dibuat dua prototipe saja, PA-1 bernama Gatotkaca dan PA-2 bernama Krincing Wesi,” kata pilot wanita uji pesawat tersebut.

Fly-By-Wire, Sekelas Boeing 777

N-250 masuk katagori pesawat generasi baru yang dikembangkan berdasarkan sertifikat FAR 25/CASR 25. Pesawat ini memiliki kemampuan short take-off and landing (STOL) alias mampu lepas landas dan mendarat di landas pacu pendek. Sehingga kehadirannya cocok sekali untuk melayani penerbangan antardaerah dan antarpulau di tanah air.

Sumber

Previous articleKualitas Sekolah Penerbang di Dalam Negeri Tak Kalah
Next articleCN-235 Berjaya di Negeri Sendiri pada Zamannya