Siapa tak mengenal tokoh pahlawan bangsa dan salah satu perintis AURI yang satu ini. Namanya semakin harum, seiring meningkatnya kualitas dan status bandar udara yang menggunakan namanya.
Adi Soemarmo Wirjokusumo adalah salah satu dari tiga perintis AURI yang gugur dalam peristiwa jatuhnya pesawat udara Dakota VT-CLA yang ditembak jatuh oleh pesawat udara Belanda pada 29 Juli 1947.
Adi Soemarmo pria kelahiran Blora 31 Maret 1921, sebelum bergabung di Dinas Perhubungan Jawatan Penerbangan adalah mantan flight radio operator dari Netherland Eart Ladius Air Force (NELAP) yang bertugas di Australia. Adi Soemarmo kembali ke Indonesia dan bergabung dengan PHB-AURI.
Adi Soemarmo adalah pendiri sekolah Radio Telegrafis Udara yang pertama kali di lingkungan Angkatan Udara dan merupakan embrio dari Sekolah Radio Udara di kemudian hari.
Peran radio AURI sangat besar karena mampu membuka mata dunia terhadap perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan.
Namun kariernya di Angkatan Udara begitu singkat, Adi Soemarmo mendapat perintah menjadi Radio Operator pesawat VT-CLA yang terbang ke India dalam upaya mengambil bantuan obat-obatan yang diberikan oleh Palang Merah Malaya dan India.
Pada 29 Juli 1947, pesawat udara Dakota VT-CLA pulang menuju Maguwo, Yogyakarta. Pesawat udara Dakota dikemudikan oleh Pilot Alexander Noel Constantine (Australia) dan Co-pilot Roy L.C. Hazlehurst bersama Komodor, serta Juru Teknik Bhida Ram berkebangsaan India. Dalam pesawat udara Dakota terdapat penumpang lain yaitu Beryl Constantine (Inggris) istri Alexander Noel, Zainul Arif, Abdul Gani Handonotjokro, serta tiga tokoh AURI, yaitu Komodor Muda Udara Adi Sutjipto, Komodor Muda Udara Abdulrachman Saleh, Opsir Muda Udara I Adi Soemarmo.