9 Item Keselamatan Dalam Penerbangan Yang Sering Diabaikan

197

Item-item keselamatan dalam penerbangan, khususnya pesawat, kerapkali dianggap remeh oleh kebanyakan orang. Boleh jadi karena kesadaran masyarakat kita akan keselamatan masih sangat rendah. Disamping itu, terbatasnya waktu tidak memberikan kesempatan pada awak kabin pesawat untuk menjelaskan secara detail apa-apa yang seharusnya diketahui oleh penumpang. Akhirnya, yang kita tahu ya hanya sekedar :

  1. Mana rute keluar bila dalam keadaan darurat
  2. Mengencangkan sabuk pengaman
  3. Cara memakai dan mengembangkan pelampung
  4. Penggunaan masker oksigen
  5. Kartu petunjuk keselamatan

Sudah penjelasannya singkat (karena keterbatasan waktu), kita pun masih sering mengabaikannya. Lihat saja, berapa persen penumpang yang benar-benar memperhatikan saat awak kabin memperagakan petunjuk keselamatan. Nah disini saya mencoba menjabarkan lebih detail lagi dan semoga bisa menyadarkan Anda semua untuk lebih perhatian dengan masalahkeselamatan selama penerbangan.

1. WAKTU KRITIS DALAM PENERBANGAN

Dalam penerbangan apapun, baik itu pesawat terbang maupun helikopter, waktu-waktu paling kritis adalah pada saat lepas landas (take off) dan mendarat (landing). Resiko untuk terjadi kecelakaan paling besar ada di dua waktu ini. Itulah mengapa tanda mengenakan sabuk pengaman selalu menyala ketika pesawat akan take off dan landing.

Sering sebelum memasuki kedua waktu ini, awak kabin akan selalu mengingatkan dan memeriksa kita untuk :

  1. Memakai sabuk pengaman;
  2. Melipat meja dan menegakkan sandaran kursi
  3. Membuka jendela
  4. Dan mematikan semua peralatan elektronik serta melepas headset, meskipun tidak menggunakan fasilitas internet

Lantas kenapa harus melakukan 4 hal di atas?

Melipat meja dan menegakkan sandaran kursi tujuannya adalah agar pada saat terjadi situasi darurat, penumpang bisa segera bergerak dari kursinya tanpa terhalang oleh meja yang terbuka atau sandaran kursi orang yang duduk di depannya.

Membuka jendela tujuannya untuk memberi tahu kita kondisi pesawat dan kondisi di luar pesawat. Sehingga pada saat kondisi emergency dan pesawat akan jatuh, kita bisa lebih menyiapkan diri apabila akan terjadi benturan atau pendaratan darurat.

Mematikan semua peralatan elektronik dan melepas headset bertujuan agar penumpang sadar bahwa kita sedang memasuki waktu kritis dan bersiap apabila terjadi sesuatu. Bukan kah sudah sering kita lihat kalau orang sudah asik dengan peralatan elektroniknya, ada kecenderungan mereka tidak peka dengan apa yang sedang terjadi.

Itu kenapa awak kabin pesawat tidak bosan-bosannya mengingatkan dan memeriksa kondisi penumpang di dua waktu ini, yaitu take off dan landing.

 

2. PRAMUGARI BUKAN PELAYAN

pramugari cantikHanya karena kita melihat awak kabin / pramugari membantu penumpang menaikkan koper ke bagasi kabin, menginformasikan lokasi tempat duduk, dan menawarkan produk untuk dijual, tidak lantas menjadikan mereka sebagai pelayan.  Banyak yang tidak tahu bahwa tugas utama seorang awak kabin adalah memastikan keselamatan penumpang. Mereka telah menjalani training, termasuk untuk kondisi medis darurat, CPR (Cardiopulmonary resuscitation), dan cara mengevakuasi dari pesawat.

Masalahnya adalah kerapkali kita menganggap tugas awak kabin sebagai pelayan. Akibatnya kita memandang rendah, remeh, dan mengabaikan hal-hal penting terkait keselamatan dalam penerbangan yang mereka sampaikan. Kalau Anda sadar apa tugas utama mereka, mungkin kita jadi lebih hormat, menghargai, bahkan membantu mereka menjalankan tugasnya.

3. TIDAK MEMBAWA BARANG BERLEBIHAN KE KABIN

Saya paling kesal apabila melihat penumpang membawa barang berlebihan di kabin pesawat. Selain memakan jatah bagasi kabin orang lain, mereka juga sering menaruh barangnya sembarangan sampai memenuhi tempat pijakan kaki ketika duduk. Itu sangat membahayakan.

Alasan utama tidak membawa barang berlebihan ke kabin adalah memastikan ketersediaan ruang gerak apabila terjadi keadaan darurat. Jadi bukan karena faktor berat barang semata. Saya yakin pesawat sudah didesain untuk membawa muatan lebih banyak dari kondisi normal.

bagasi kabin, aturan bagasi kabin pesawatAlasan ini lah yang menjadi dasar kenapa sebaiknyabarang bawaan di kabin diletakkan di bagasi kabin atau di bawah kursi penumpang di depan kita. Sehingga saat ada keadaan darurat, kita bisa dengan mudah keluar dari tempat duduk tanpa terhalang ataupun menghalangi jalan orang yang duduk di samping kita. Ini juga sering diingatkan oleh awak kabin, namun sering tidak didengarkan oleh penumpang. Malah, awak kabin dimarahi dan dimaki karena dianggap sok mengatur.

Jadi pastikan barang bawaan Anda cukup untuk diletakkan di bagasi kabin (jatah Anda) dan di bawah kursi penumpang yang duduk di depan Anda. Kalau Anda membawa cukup banyak barang, masukkan saja di bagasi bawah pesawat. Atau kalau perlu. Kalau barang Anda keterlaluan banyaknya, lebih baik dikirimkan lewat perusahaan ekspedisi saja.

 

4. KARTU PETUNJUK KESELAMATAN

Kartu petunjuk keselamatan adalah hal yang juga sering dianggap remeh. Bukannya dibaca baik-baik, malah dijadikan alat buat kipas-kipas ketika kita kepanasan karena AC dikecilkan (biasanya AC dikecilkan saat akan take off). Sadarkah Anda, bahwa pesawat yang Anda tumpangi ada kemungkinan berbeda tipenya.

Beda tipe, beda karakteristik, beda pula rute emergency exitnya. Itu kenapa kita sebisa mungkin meluangkan waktu membaca kartu keselamatan, disamping mengingatkan kembali apa-apa yang sudah disampaikan oleh awak kabin terkait masalah keselamatan. Di Kartu Petunjuk Keselamatan biasanya dijelaskan lebih detail lagi masalah item keselamatan yang sudah disampaikan oleh awak kabin.

 

5. SEAT BELT / SABUK PENGAMAN

Seat belt dibuat, bukan untuk aksesoris pemanis kursi penumpang. Fungsi utama seat belt adalah untuk menahan tubuh kita saat terjadi guncangan, benturan, maupun perubahan orientasi arah pesawat (misalnya: pesawat terpaksa harus terbang kondisi terbalik). Kita semua sudah tahu apa fungsi seat belt. Namun, yang sering diabaikan adalah mengencangkan seat belt.

Mengencangkan seat belt memang membuat kita tidak nyaman. Itu kenapa biasanya di waktu-waktu tertentu saja pilot menyalakan lampu tanda mengenakan seat belt, biasanya di waktu kritis atau saat cuaca sedang tidak baik. Lantas, kenapa harus kencang?

Mengencangkan seat belt akan sangat terasa gunanya saat terjadi keadaan darurat dan Anda harus segera melepaskan seat belt. Seat belt yang dipasang sekedarnya saja dan tidak kencang, cenderung tidak langsung terbuka saat tombol pelepasnya ditekan. Lain halnya dengan seat belt yang dikencangkan. Kalau kondisinya kencang, Anda tekan sedikit saja tombol pelepasnya maka seat belt akan dengan cepat dan mudah terlepas. Tidak percaya? silahkan dipraktekkan di pesawat!

seat belt, sabuk pengaman, sabuk keselamatan

Saat saya mengikuti pelatihan T-BOSIET ada simulasi dimana saya sebagai penumpang didudukkan di helikopter yang (dengan sengaja) ditenggelamkan dalam kondisi terbalik di laut. Saya mengikuti sepenuhnya apa kata instruktur. Karena seat belt saya kencang, saat kabin terendam air sepenuhnya, seat belt dengan mudah terlepas saat saya menekan tombol pelepasnya.

Jadi, kencangkan seat belt Anda!

 

6. LIFE JACKET / PELAMPUNG

Life jacket saya kira semua sudah pada tahu apa fungsinya. Ada dua hal penting yang harus Anda ketahui terkait life jacket ini:

  1. Dimana letak life jacket Anda
  2. Bagaimana cara mengembangkan life jacket
  3. Ikat yang kencang tali life jacket Anda

Kalau Anda kurang jelas dengan penjelasan awak kabin, tanyakan dimana life jacket disimpan. Agar saat terjadi kondisi darurat, Anda tidak bingung mencari. Di Kartu Petunjuk Keselamatan biasanya juga disebutkan dimana life jacket disimpan.

Bagaimana cara mengembangkan life jacket?

Percayalah, jangan berpikir Anda bisa mengembangkan life jacket dengan mudah dengan cara meniupnya manual dalam kondisi terapung. Apalagi kondisi laut saat pesawat harus mendarat darurat tidak ada yang tahu. Iya kalau kondisi lautnya tenang, kalau sedang bergelombang?

Cara mengembangkan life jacket yang benar adalah dengan tidak menarik kedua tali pengembangnya bersamaan. Saya sudah mempraktekkan ketika training T-BOSIET. Life jacket yang kedua talinya ditarik bersamaan tidak akan mengembang dengan sempurna.

Lantas bagaimana? Tarik tali yang kanan terlebih dahulu hingga pelampung mengembang sempurna, baru kemudian yang kiri. Selisihnya tidak lama, hanya 1-2 detik saja. Maka pelampung depan dan belakang life jacket Anda akan mengembang sempurna.

Yang tidak kalah pentingnya, ikat dengan kencang life jacket Anda. Memang tidak nyaman ketika belum dalam kondisi terapung. Tapi percayalah ketika Anda sudah terapung-apung di laut, life jacket yang terikat dengan kencang akan membuat Anda nyaman.

 

7. EMERGENCY EXIT SEAT

emergency exitKursi dekat jendela atau pintu darurat adalah yang paling saya sukai. Biasanya jarak dengan tempat duduk di depannya agak jauh sehingga bisa menyelonjorkan kaki. Memang sengaja didesain seperti itu agar orang bisa lebih leluasa ketika melewatinya untuk keluar melalui pintu / jendela darurat. Itu kenapa, bagi yang duduk di dekat pintu / jendela darurat tidak boleh menaruh barang bawaan apapun (termasuk tas) di sana. Semua harus dimasukkan ke bagasi kabin.

Kalau Anda kebetulan berada di “kursi ekslusif” itu, pastikan Anda cukup kompeten dan mampu untuk membuka pintu / jendela darurat sesuai dengan instruksi awak kabin. Karena hidup dan matinya penumpang serta awak kabin boleh jadi ada di tangan Anda, ketika satu-satunya akses mereka keluar pesawat adalah melaui pintu / jendela darurat di dekat Anda.

Bila Anda merasa tidak mampu atau tidak mau memikul tanggung jawab itu, Anda berhak meminta kepada awak kabin untuk menukar kursi tersebut dengan penumpang lain yang bersedia dan dianggap mampu. Jadi jangan cuma mau enaknya saja.

 

8. MEMATIKAN GADGET PEMANCAR GELOMBANG RADIO

Handphone, tablet, dll. yang bisa menerima dan memancarkan gelombang radio harus dimatikan saat penerbangan berlangsung. Setidak-tidaknya ubah ke kondisi flight modedimana gadget bisa menyala tanpa memancarkan / menerima sinyal radio.

Di luar negeri, dimana teknologi sudah maju dan pesawatnya sudah canggih, mungkin saja sudah bisa menyalakan gadget yang memancarkan gelombang radio. Kita bisa bebas menelpon, bersosial media, atau pun aktivitas lainnya. Tapi di Asia, khususnya Indonesia sebagaiknya jangan!

Apalagi di negara kita, cukup dikenal dengan penerbangan bertarif rendah (Low Cost Carrier). Tentu saja saya yakin fitur yang ada di pesawat tidak akan selengkap di pesawat dengan biaya yang tinggi, atau bisa jadi maintenance pesawat tidak maksimal. Meski demikian, saya yakinstandar minimum peralatan keselamatan dan operasional pesawat masih terpenuhi.

Jadi kalau awak kabin tidak menginformasikan untuk tidak menyalakan peralatan elektronik pemancar gelombang radio, ikut saja. Toh penerbangan Anda hanya beberapa jam saja. Utamakan keselamatan.

 

9. JANGAN MEMBAWA BARANG YANG DILARANG

Ini juga salah satu yang suka dilanggar. Tidak sedikit penumpang yang suka curi-curi / menyembunyikan barang yang dilarang untuk dibawa dalam penerbangan. Syukur-syukur kalau petugas bandaranya jeli dan profesional ketika memeriksa barang bawaan penumpang. Meski demikian, tidak jarang juga ada yang terlewat.

Dari sekian banyak barang itu biasanya yang paling sering dilanggar adalah membawa barang yang mengandung zat kimia tertentu yang dilarang. Tahukah Anda kenapa harus ada pembatasan untuk zat kimia tertentu? Karena beberapa zat kimia kerapkali bereaksi terhadap ketinggian, khususnya pada tekanan udara yang sering berubah-berubah dalam penerbangan. Reaksi kimia yang terjadi bisa membahayakan penerbangan.

 

Sumber

Previous articleKaki Bengkak selama Naik Pesawat? Berikut 7 Tips Mencegahnya
Next articleKaca Pesawat Retak Akibat Tabrak Hujan Es?