Monika Anggreini, pilot wanita cantik maskapai AirAsia Indonesia berbagi sedikit pengalamannya saat memperingati Hari Kartini. Ia justru mengakui saat berada di udara ia merasa lebih hidup.
“Saya sangat nyaman dengan pekerjaan ini. Walaupun tanggung jawabnya besar, tetapi saya merasa happy menjalaninya karena saya suka,” kata Monika, Kamis (21/4).
Meski memilih profesi yang didominasi pria, tetapi ini tak menjadikan Monika putus asa. Sudah 12 tahun bekerja saat ini ia sudah bisa menjadi kapten pilot AirAsia yang bertugas menjadi komandan dalam penerbangan.
“Prosesnya lama perjuangan untuk saya bisa seperti ini, dilakukan dengan niat yang kuat dan pantang menyerah. Ketika gagal, saya mencobanya lagi,” ujar pilot cantik itu.
Awalnya, Monika kuliah jurusan Teknik Sipil. Namun ia memilih keluar dan masuk sekolah pilot. Setelah kuliah, ia tak langsung bekerja di maskapai dan kembali berkuliah terlebih dahulu. Pada 2004, cita-cita Monika jadi pilot pun tercapai. Ia menjadi pilot perempuan pertama di maskapai AirAsia Indonesia dan merupakan pilot wanita yang menduduki posisi kapten.
“Modal saya bisa jadi seperti sekarang hanya doa ibu, dan Allah memberikan saya jalan,” ucapnya.
Monika sudah memiliki 9.000 jam terbang. Ia merasa rindu jika lama tidak terbang membawa pesawat. Pengalaman itu yang sering dirasakan ketika sedang bertugas di darat.
“Saya merasa hidup justru ketika saya terbang. Jika saya terbang rasanya happy, deg-degan hanya ada di waktu-waktu tertentu. Jika tidak terbang rasanya kangen dan seperti ada yang kurang mungkin sudah menjadi kebiasaan,” jelas Monika.
Pilot cantik itu bersyukur tidak pernah mengalami suatu kejadian yang fatal ketika membawa pesawat. Monika mengakui bahwa pada saat tertentu keluarga merasa khawatir atas resiko pekerjaannya. Apalagi ketika ada peristiwa kecelakaan pesawat.
Putri dari prajurit TNI AU ini mengaku sempat terpukul ketika ada peristiwa kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 akhir 2014 lalu. Namun dengan adanya peristiwa tersebut, Monika tidak merasa takut ataupun trauma untuk menjadi penerbangan komersil.
Saat ini Monika baru saja merampungkan buku semi autobiografinya. Buku tersebut berisi tentang dunia penerbangan yang akan segera dilaunching dalam waktu dekat. Ia berharap di Hari Kartini, perempuan Indonesia bisa memaknai perjuangan emansipasi wanita secara bijaksana.
“Pengalaman berkesan yang saya rasakan selama menjadi pilot yaitu terbang dari Toulouse, Prancis, itu penerbangan saya paling jauh. Waktu bawa pesawat baru ke Indonesia,” tutup Monika.