Megah dan Modern, Bandara Domine Eduard Osok Sorong Selesai Dipoles

108
Bandara Domine Eduard Osok Sorong akhirnya selesai dipoles

Bandara Domine Eduard Osok Sorong akhirnya selesai dipoles. Tidak kalah canggih dengan bandara lain di kota-kota besar di Indonesia, Bandara Domine Eduard Osok Sorong kini memiliki berbagai fasilitas canggih.

Bagian eksterior terminal penumpang terlihat ornamen unik menyerupai buah pinang yang dirancang agar mencerminkan budaya daerah setempat. Tidak kalah penting, interior Bandara Domine Eduard Osok juga ikut dipercantik.

Dari rilis Kementerian Perhubungan, Minggu (20/3), Bandara Domine Eduard Osok diperluas hingga 13.700 m2 sehingga dapat menampung 782 penumpang. Pengembangan yang dilakukan dari 2011-2015 ini meliputi pembangunan gedung terminal penumpang menjadi dua lantai, pemasangan garbarata dan fixed bridge, baggage handling system, lift terminal, X-Paray bagasi dan kabin multi view, walkthrough metal detector.

Pengembangan juga meliputi penambahan fasilitas lain seperti, area konsesi, area kerbside dan pembaruan desain interior terminal. Pengembangan Bandara Domine Eduard Osok selama lima tahun ini telah memakan anggaran APBN sekitar Rp 236 miliar.

Sebagai bandara pengumpan, Bandara Domine Eduard Osok melayani penerbangan domestik yang dioperasikan beberapa maskapai diantaranya Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Ekspress. Bandara DEO juga melayani Penerbangan perintis yang dioperasikan maskapai Susi air ke beberapa wilayah sekitar seperti Ayawasi, Inawatan, Teminabuan, dan Waisai.

Dengan panjang 2.060 meter dan lebar 45 meter, runway bandara ini dapat didarati pesawat sejenis Boeing seri 737. Pergerakan pesawat di salah satu bandara tersibuk dan terbesar di semenanjung kepala burung Papua ini mengalami rata-rata pertumbuhan 3,3 persen tiap tahunnya. Berdasarkan dasarkan data Kemenhub, tercatat 9.000 lebih pergerakan pesawat per tahunnya.

Dari sisi penumpang, rata-rata pertumbuhan penumpang per tahunnya mencapai 13,2 persen dimana pada 2014 ada sekitar 500 ribu lebih penumpang. Untuk kargo, rata-rata pertumbuhan kargo per tahunnya cukup pesat sekitar 17,2 persen.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengharapkan dengan adanya pengembangan bandara ini, pelayanan jasa transportasi udara di Kota Sorong dan sekitarnya semakin meningkat sehingga kawasan Timur Indonesia dapat terus berkembang maju.

Hal ini sesuai dengan program Nawa Cita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan dan meningkatkan kualitas hidup manusia serta meningkatkan produktivitas rakyat.

Previous articleSinar Laser Kerap Ganggu Penerbangan Nasional
Next articleHari Ini, Bandara Silangit Resmi Dibuka