Langkah antisipasi penerbangan setelah Gunung Agung meletus, otoritas Bandara Wilayah IV mengantisipasi perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, dengan menyiapkan prosedur penanganan operasional penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai menyikapi letusan abu yang menyembur pada Selasa (21/11) seperti yang dikutip oleh Antara.
Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali dan Nusa Tenggara, Herson, mengatakan,”antisipasi sudah kami siapkan dengan kesiagaan yang disesuaikan dengan standar prosedur operasional masing-masing unit di bandara, artinya buka atau tutup bandara ada prosedurnya,”katanya.
Menurut Herson, operasional di bandara setempat masih berjalan normal karena potensi abu vulkanik tidak terdeteksi di sekitar kawasan bandara. Herson menjelaskan penutupan bandara dilakukan apabila ditemukan abu vulkanik di landasan berdasarkan informasi dari BMKG, Pusat Pengamatan Debu Vulkanik (VAAC) Darwin Australia dan laporan visual pilot.
Namun, Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono, mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan secara ketat dan menyiagakan seluruh personelnya. AirNav telah menyiapkan rencana kontingensi guna mengantisipasi jika gunung dengan ketinggian 3.031 mdpl tersebut mengalami peningkatan status.
Mulai dari melakukan vector pesawat untuk menghindari area terdampak hingga menyiapkan bandara di sekitar Bali. Ini sebagai alternatif bila Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar tidak dapat beroperasi karena terdampak erupsi.
“Pada bulan September lalu kami kan sudah mengumpulkan seluruh general manager di bandara-bandara yang akan dijadikan alternatif dan menyiapkan skenario-skenario bila terjadi peningkatan,” katanya.
AirNav Indonesia sudah menyiapkan 10 bandara sebagai pilihan pengalihan, yaitu bandara di Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Praya, Kupang, dan Banyuwangi.
AirNav juga memastikan kegiatan penerbangan dari dan ke Bali hingga saat ini masih berlangsung normal. Tidak ada penerbangan yang dialihkan atau dibatalkan.