JAKARTA – Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar menyatakan tertarik untuk mengelola salah satu bandara Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari 10 bandara yang akan ditender pemerintah kepada perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Ya kita tertarik untuk itu,” ujar Emir di Jakarta, Senin (25/11).
Namun Emir masih merahasiakan bandara mana yang bakal dikelola oleh Garuda Indonesia. Yang jelas kata Emir, perseroan akan mengelola bandara yang memiliki potensi bisnisnya besar. Hal ini dimaksudkan agar bisa ikut menyumbang perekonomian daerah.
“Ada 10 yang ditawarkan pemerintah, itu rahasia kita. Kita ini untuk bisnis ok, pariwisata ok. Sengaja dipilih yang menguntungkan, agar daerah bersangkutan juga berkembang,” papar dia.
Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan berencana membuka tender untuk mengelola 10 UPT Bandara Kementerian Perhubungan.
“Nanti akan ada tim Kementerian Perhubungan dan Kementerian Keuangan yang akan menawarkan kepada swasta dan BUMN,” ujar Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di Jakarta, Selasa (1/10).
Bambang menuturkan alasan pemerintah membuka tender karena ingin menciptakan kompetisi kepada seluruh pemangku kepentingan. Sehingga dengan adanya kompetisi diharapkan lebih menguntungkan bagi negara.
Bambang menyebut Kementerian Perhubungan sudah mempunyai 24 perusahaan operator lokal dan operator asing yang bersedia mengikuti proses tender. Nantinya pengelolaan bisa dikerjasamakan dengan konsesi tertentu.
“Misalnya 40 tahun hingga 60 tahun karena akan mendapatkan keuntungan yang banyak mengingat 10 UPT Bandara tersebut sudah tidak bisa lagi mendapatkan dana APBN,” terang dia.
10 UPT yang akan dibuka tender kepada pihak asing dan lokal diantaranya adalah Bandara Labuan Bajo, Bandara Kendiri, Bandara Palu, Bandara Mutiara, Bandara Sentani. “Bandara-bandara tersebut memiliki potensi untuk dikelola secara komersial,” pungkasnya. (chi/jpnn)