Setelah NAM Air, kali ini giliran maskapai Garuda Indonesia yang terbang ke Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Jawa Timur. Garuda Indonesia sudah terbang ke Kota Osing pada Sabtu (16/7/2017) lalu.
Penerbangan langsung ini diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke ujung timur Pulau Jawa. Sebab seperti kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, untuk membangun destinasi Banyuwangi perlu tiga unsur, yaitu Atraksi, Akses dan Amenitas. “Banyuwangi akan cepat berkembang jika Aksesnya dikebut!” ungkap Arief.
Selain untuk wisatawan, penerbangan langsung tersebut juga menyasar pebisnis. Ini karena investasi terus tumbuh di Banyuwangi khususnya pada bidang argo, pertanian, dan pertambangan. Saat ini 20 persen dari penerbangan Garuda rute Banyuwangi-Surabaya adalah penumpang yang transit ke Jakarta.
Penerbangan ke Banyuwangi ini dalam rangka mematangkan penerbangan direct flight Jakarta-Banyuwangi. Pembukaan penerbangan langsung Jakarta -Banyuwangi dan sebaliknya akan meningkatkan jumlah penumpang, karena 20 persen penumpang dari Banyuwangi ke Surabaya adalah yang melanjutkan ke Jakarta.
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury menyebut, penerbangan langsung ini diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke ujung timur Pulau Jawa.
“Ada direct flight Jakarta-Banyuwangi di awal bulan Agustus, kita buka penerbangan perdanannya nanti,” kata Pahala. Dari sudut pandangnya, potensi Banyuwangi dinilai sangat besar. Potretnya bisa dilihat dari banyaknya kunjungan wisatawan ke daerah itu.
Di 2016 saja, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Banyuwangi mencapai 60.000 orang. Sementara wisatawan nusantara sekitar 2 juta orang. “Setelah ditembus Garuda, untuk transit point yang dulunya harus transit ke Surabaya, kini bisa diperpendek hanya di Jakarta saja,”ujarnya.
Pahala mengatakan, selama ini jumlah penumpang penerbangan Garuda Indonesia dari Surabaya-Banyuwangi mengalami perkembangan yang cukup bagus. Dalam dua kali sehari penerbangan rute tersebut, Garuda mencatat tingkat keterisian penumpang sebesar 80 persen.