Parkir Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Kembali ke Sistem Manual

362

MAKASSAR – PT Adhil Parking mencabut manajemen parkirnya di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, di Maros, beberapa menit memasuki tahun baru 2014, Rabu (1/1/2013) dini hari tadi.

Pantauan Tribun Timur (Tribunnews.com Network), siang tadi, PT Angkasa Pura kembali mengelola lahan parkir sendiri dengan sistem manual berupa struk kertas, cenderung lama dan memicu antrean panjang keluar masuk kendaraan.

Bukan lagi berupa kartu dan teknologi layanan serba cepat ala Adhil Parking, atau seperti yang diberlakukan di bandara internasional lainnya di Indonesia. Kamera pengintai, Closed Circuit Television (CCTV) di lahan parkir juga tiada, diambil PT Adhil selaku pemilik.

“Kami sudah serahkan ke pihak PT Angkasa Pura untuk mengelola sendiri. Jadi teknologi layanan kami ambil, jika ada keluhan ke depan pemakai jasa parkir di bandara, silakan konfirmasi ke pengelola parkir yang sekarang,” kata Manager Operation PT Adhil Parking, Robby, saat dikonfirmasi Tribun Timur via telepon selularnya, Rabu (1/1/2013).

PT Adhil Parking mengelola lahan parkir bandara otoritas PT Angkasa Pura I Makassar itu sejak 2008. Sejak itu hingga malam tadi, PT Adhil Parking menguasai lahan parkir bandara tersebut lantaran PT Angkasa Pura belum sanggup memberi layanan parkir sendiri.

“Dulu, kami pihak ketiga kan, kerja sama dengan PT Adhil karena kami belum bisa waktu itu. Tapi sekarang, kami merasa sanggup kelola sendiri. Tentu ada kendala di masa transisi ini, tapi kami berusaha meningkatkan pelayanan,” kata General Manager Angkasa Pura I Cabang Bandara Sultan Hasanuddin, Rahman Syafrie, kepadaTribun Timur via telepon selularnya, Rabu (1/1/2014).

Menurut Rahman Syafrie, meski saat ini layanan parkir kembali ke sistem manual, tidak jadi masalah.

“Intinya kami akan berupaya meningkatkan pelayanan, sekarang masih transisi, tidak akan macet lah. Soal tarif itu tetap sama sebelumnya,” tambahnya.

Saat antre pintu keluar area parkir bandara, pengendara roda empat, Nur Alim (35), mempertanyakan sistem manual yang cenderung lambat. Belum lagi pengelola hanya memakai satu pintu keluar.

“Dulu masih mending karena pakai kartu. Tapi pertanyaan saya kenapa fasilitas diturunkan dari kartu ke struk kertas print tapi tarifnya tetap? Ini kan lambat, padahal ini bandara internasional,” kata warga Bulukumba ini kepada pengelola.

Di sisi lain, menurut Nur Alim, keamanan parkir bandara saat ini rawan,” karena tidak ada lagi CCTV di area parkiran, seperti di parkiran motor. Kalau begitu siapa yang bertanggungjawab kalau motor hilang. Padahal kan orang sudah bayar mahal,” tambahnya.

Saat dimintai komentar di sela antre, pengguna jasa bandara lainnya, Andi Fadli, mengeluhkan tingginya biaya denda karcis kertas jika hilang.

“Saya diminta bayar denda Rp 20 ribu hanya gara-gara karcis kertas hilang. Gimana nggak hilang kertasnya sangat kecil,” ungkap Fadli.

Sumber: http://www.tribunnews.com/regional/2014/01/01/parkir-bandara-sultan-hasanuddin-makassar-kembali-ke-sistem-manual

Previous articleAkses Jalan Masuk Bandara Ahmad Yani Dibuka
Next articlePenumpang Juanda Terakhir 2013 dan Pertama 2014 Dapat Door Prize