Sejumlah maskapai penerbangan Eropa meniru rivalnya yang merupakan low-cost carrier (LCC) dengan mengisi lebih banyak kursi pada pesawat. Hal ini dilakukan karena persaingan rute jarak pendek semakin ketat, sheingga margin keuntungan semakin kecil. Dengan mengisi lebih banyak kursi pada satu pesawat, maka lebih banyak penumpang yang bisa diangkut dan berpeluang meraih pendapatan yang lebih besar dalam satu penerbangan.
Maskapai penerbangan Jerman, Lufthansa, merupakan salah satu maskapai pertama yang mengadopsi slim-line seats, yaitu kursi yang lebih tipis dan ringan, memungkinkan perusahaan mengangkut penumpang lebih banyak tanpa mengorbankan kenyamanan karena jarak antar kursi masih tetap luas.
Namun, penggunaan slim-line seats itu saja masih belum cukup. Der Spiegel melaporkan bahwa Lufthansa akan menghapuskan galley bagian belakang pada pesawat Airbus A319, A320, dan A321 yang dimilikinya agar bisa diisi lebih banyak kursi.
Dengan meniadakan galley bagian belakang ini, Lufthansa bisa menambah dua baris kursi, yang berarti memungkinkan untuk mengangkut 12 penumpang lebih banyak pada armada Airbus-nya itu. Itu berarti toilet di bagian belakang pesawat juga akan digeser lebih ke belakang lagi. Tapi satu hal yang belum jelas, kemana galley belakang ini akan ditempatkan. Produsen pesawat, Airbus, juga telah memberikan izin untuk melakukan modifikasi yang diperlukan oleh perusahaan.
Akan tetapi, ada masalah kecil untuk operasional pesawat Airbus A321. Jika Lufthansa menambah 12 kursi lebih banyak, itu berarti pesawat Airbus A321 yang dioperasikannya akan mengangkut lebih dari 200 penumpang, sehingga memerlukan awak kabin ekstra sesuai dengan peraturan keselamatan penerbangan. Berdasarkan peraturan tersebut, satu orang awak kabin menangani maksimal 50 penumpang. Jika di dalam pesawat terdapat 200-250 penumpang, maka Lufthansa memerlukan lima awak kabin untuk pesawat Airbus A321 atau satu awak kabin lebih banyak daripada biasanya.
Selain Lufthansa, maskapai penerbangan lain yang akan mengisi pesawat Airbus-nya dengan kursi lebih banyak adalah British Airways. Perusahaan penerbangan asal Inggris itu berencana menerapkan pada pesawatnya pada tahun depan.