Larangan Perangkat Elektronik dalam Kabin Pesawat Eropa Ditolak

68

Para pejabat Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa memutuskan untuk tidak memperluas larangan perangkat elektronik dalam kabin pesawat. Namun, keputusan itu hanya dikhususkan terhadap penerbangan-penerbangan yang berasal dari Eropa.

Seperti yang dikutip Republika.com sejumlah pejabat AS dan Uni Eropa telah mengadakan pertemuan untuk membahas masalah keamanan penerbangan di Brussels, Belgia. Meski aturan itu tidak diberlakukan ada beberapa tindakan lain yang dipertimbangkan.

Pada Maret lalu, AS untuk pertama kalinya memberlakukan larangan membawa perangkat elektronik dengan ukuran yang lebih besar dari ponsel, seperti laptop dan tablet ke dalam kabin untuk sejumlah maskapai penerbangan yang membuka rute dari negara-negara di Timur Tengah dan Afrika ke Negeri Paman Sam. Termasuk beberapa bandara yang ada di dalam kawasan tersebut.

Sebelumnya, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan aturan ditetapkan untuk menghindari ancaman terorisme. Pihaknya khawatir upaya kelompok teroris yang mungkin menyelundupkan bahan peledak dan menyembunyikannya melalui perangkat elektronik.

Beberapa jam setelah AS memberlakukan aturan itu, Inggris juga mengeluarkan larangan serupa. Hanya ponsel dan alat kesehatan yang menggunakan teknologi diperbolehkan untuk dibawa ke dalam kabin pesawat. Sementara, selain laptop dan tablet, pemutar DVD, serta permainan elektronik juga hanya dapat dalam bagasi. Tetapi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap perangkat-perangkat elektronik tersebut.

Meski demikian, seorang pakar keamanan dari Asosiasi Pilot British Airlines, Stevel Landells mengatakan terdapat risiko dari aturan tersebut. Diantaranya adalah perangkat yang memiliki baterai lithium seperti laptop berpotensi lebih mudah terbakar jika disimpan dalam bagasi pesawat.

“Lalu ada risiko kebakaran jika perangkat ini rusak dan tentu akan sangat buruk karena ketika benda tersebut disimpan dalam bagasi, yang tak mudah terpantau,” ujar Landells, dilansir BBC, Kamis (18/5). Ia menjelaskan jika diletakkan di kabin awak pesawat dapat lebih mudah untuk melakukan tindakan pencegahan. Kebakaran dapat terlihat lebih awal sebelum menyebar dengan cepat.

Previous articleSingapore Airlines Gunakan Minyak Goreng Sebagai Bahan Bakar Untuk Pertama Kalinya
Next articleLebaran, Bandara Juanda Surabaya Akan Beroperasi 24 Jam