APA jadinya jika sajian klasik Perancis dipadukan dengan bahan-bahan lokal Asia? Chef Nicolas Isnard punya jawabannya.
Akhir Maret ini, Nicolas hadir sebagai chef tamu di Restoran Lyon, Hotel Mandarin Oriental Jakarta. Selama di Jakarta, chef dari Auberge de la Charme – restoran peraih Michelin Star di Perancis – ini akan memadukan rasa khas pedesaan dari bahan produksi lokal untuk menghasilkan sajian klasik Perancis.
“Saat berkunjung ke suatu negara, saya selalu bertanya produk lokal terbaik apa yang mereka miliki untuk dikreasikan dengan makanan yang saya buat. Sangat menarik bagi saya untuk memasak dengan paduan bahan makanan lokal,” ujar Nicolas.
Pada Selasa (25/3/2014), Chef Nicolas menyajikan enam sajian klasik Perancis kreasinya dengan bahan dasar yang bervariasi. Dengan suasana khas restoran Perancis diiringi alunan musik romantis, santap siang pun dimulai. Bon appetit!
Sebagai pembuka, Nicolas menyajikan scallops (kerang) yang berasal dari Hokaido, Jepang. Kerang asal Hokaido diyakini sebagai salah satu kerang berkualitas terbaik di Asia. Kerang dipadukan dengan citrus, sayur-sayuran, potongan jeruk pomelo dan buah delima yang segar. Hasilnya, sajian dengan warna-warna cantik dengan rasa yang begitu segar terhidang di meja makan.
“Ada banyak sekali bahan makanan di dalam sajian ini. Tentunya tanpa lemak, tanpa minyak, dan pada akhirnya menghasilkan rasa yang ringan di lidah,” ujar Nicolas.
Selain kerang, Nicolas juga menyajikan oyster (tiram) pada hidangan selanjutnya. Tiram ini berasal dari Mont Saint Michel, sebuah pulau kecil yang terletak wilayah barat laut Perancis. Sebagai dressing, ia memadukannya dengan vichysoisse, sup yang terbuat dari kentang, serta sturia caviar – telur ikan – yang dibawanya langsung dari Perancis.
Menyantap sajian klasik Perancis tentunya belum lengkap tanpa menyicipi foie gras (baca: fou gra) yang fenomenal terkenal di seluruh dunia. Makanan ini berbahan dasar hati angsa. Kali ini, Nicolas mendatangkan hati angsa tersebut langsung dari peternakan di Perigord, Perancis. Nicolas bahkan memadukan gurihnya foie gras dengan wortel yang berasal dari daerah Puncak, Jawa Barat. Wortel juga diberi sentuhan rasa asam dari cuka.
Beralih dari lezatnya foie gras, saatnya mencicipi black angus yang didatangkan dari peternakan di Nebraska. Black angus disajikan dengan level kematangan medium rare sehingga menonjolkan cita rasa asli dagingnya. Nicolas menyajikannya dengan gnocchis – pasta yang terbuat dari kentang, kabocha squash – labu khas Jepang, watercress, dan black truffle yang merupakan jenis jamur langka dan mahal di dunia.
Kemudian disajikan pula french classic onion soup. Sup dengan cita rasa bawang yang kuat ini merupakan hasil penafsiran kembali Nicolas atas sup klasik ala Perancis. Ia memadukan bahan-bahan seperti bawang goreng, kentang, dan roti-rotian khas Perancis. Penggunaan bawang goreng menghasilkan rasa yang gurih pada sup ini.
Sebagai penutup, hadir matcha green tea berpadu dengan coklat dan passion fruit melengkapi pengalaman kuliner klasik khas Perancis. “Saya suka ketika manisnya coklat berpadu dengan rasa asam dari passion fruit pada hidangan ini,” ujar Nicolas.
Untuk menikmati sajian klasik Perancis ala Chef Nicolas, Anda bisa berkunjung ke Restoran Lyon pada 27 hingga 29 Maret 2014. Untuk menu makan siang, Anda bisa mendapatkan dua hingga empat hidangan dengan harga Rp 228.000 hingga Rp 688.000.
Untuk menu degustation, tersedia dengan harga Rp 1.188.000 untuk enam hidangan. Sementara untuk chef’s table tersedia dengan harga Rp 2.588.000 dengan jumlah minimal empat orang. Nicolas juga akan mengadakan cooking demo pada 29 Maret 2014 dengan harga Rp 588.000. Tertarik?
Penulis | : Nicky Aulia Widadio |
Editor | : I Made Asdhiana
|