Diusir dari Pesawat, Penyandang Disabilitas Adukan Maskapai Etihad

70
Dwi Ariyani (36), penumpang maskapai Etihad bertujuan ke Jewena, Swiss yang di minta turun dari pesawat karena ia menggunakan kursi Roda, Akhirnya ia mengadukan maskapai tersebut ke Dirjen Perhubungan Udara.

Dwi Ariyani, penumpang maskapai Etihad tujuan ke Jewena, Swiss, diminta turun dari pesawat karena ia menggunakan kursi Roda. Akibat insiden tak mengenakan tersebut, wanita berusia 36 tahun ini mengadukan Etihad ke Dirjen Perhubungan Udara, Senin kemarin.

Seperti yang dikutip dari BBC Indonesia, kedatangan Dwi diterima oleh Kepala Unit Layanan Publik Dirjen Perhubungan Udara, Agus Pramuka. Pihak Kementerian Perhubungan pun menyatakan akan memanggil maskapai Etihad untuk bertemu langsung dengan Dwi Ariyani.

“Kami akan memanggil semua pihak yang terkait dengan masalah ini. Dari pertemuan itu kita akan mengetahui seperti apa kejadiannya” kata Agus.

Sebagai penyandang disabilitas, Dwi berharap pihak berwenang dan maskapai penerbangan lebih banyak memberikan sosialisasi agar tidak terjadi diskriminasi bagi penyandang disabilitas saat bepergian menggunakan pesawat terbang.

Sebelumnya, Dwi Ariyani diturunkan dari pesawat Etihad Airlines di Bandara International Soekarno-Hatta pada 3 April 2016. Saat itu Dwi berniat terbang ke Jenewa, Swiss, untuk menghadiri konvensi hak-hak penyandang disabilitas di Kantor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Pihak maskapai meminta dwi turun lantaran menggunakan kursi roda dan tidak ditemani pendamping.  Padahal menurut Dwi, dirinya sudah sering bepergian sendiri menggunakan pesawat ke beberapa negara.

Pengamatan penerbangan Chappy Hakim menyatakan bahwa peraturan penerbangan sipil international memang tidak secara detail mengatur mekanisme penanganan penumpang bagi penyandang disabilitas. Namun menurut Chappy, setiap maskapai harus memberikan prioritas bagi penyandang disabilitas.

Chappy menjelaskan bahwa memang setiap maskapai memiliki standar peraturan yang berbeda-beda dan harus dipisahkan bagaimana memperlakukan orang yang sakit dan penyandang karena keduanya berbeda. Hal ini agar tidak terjadi diskriminasi.

Baca juga:  Pembangunan Bandara Kertajati Dikebut buat Pemilu
Previous articleAirAsia Gunakan Kursi Slimline Buatan Mirus Pertama di Dunia
Next articleIni, Posisi Kursi Pesawat yang Dihindari Penumpang