AP II Raih Rating Tertinggi idAAA dari Pefindo

28

PT Angkasa Pura II (Persero) kembali mendapatkan rating tertinggi idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk periode 9 Maret 2017 hingga 1 Maret 2018. Rating tertinggi ini ditujukan untuk obligasi I Seri A, Seri B, dan Seri C senilai Rp 2 triliun yang ditertibkan AP II.

Peringkat ini tak lain lantaran Laporan Keuangan Tidak Diaudit AP II per 31 Desember 2016 dan Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2015. idAAA adalah peringkat tertinggi yang diberikan Pefindo dimana menandakan kemampuan penerbit obligasi dalam memenuhi komitmen jangka panjangnya dapat dikategorikan superior.

“Rating idAAA yang diberikan Pefindo dalam rangka pemantauan tahunan pemeringkatan ini dapat memberikan gambaran singkat bahwa obligasi yang kami terbitkan sangat menarik bagi investor,” jelas President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin, dalam siaran persnya, Senin (27/3/2017).

Lebih lanjut, Awaluddin mengungkapkan AP II memiliki fundamental sangat kuat sehingga obligasi senilai Rp 2 triliun yang merupakan instrumen investasi pertama perseroan di pasar modal ini mendapat rating yang baik. “Sebelum diterbitkan obligasi ini juga mendapat rating AAA dari Fitc Ratings serta Pefindo,” tambahnya.

Adapaun terkait fundamental, pada laporan keuangan per 31 Desember 2016 yang telah diaudit tercatat pendapatan AP II mencapai Rp 6,64 triliun atau meningkat sekitar 15% dibandingkan dengan pendapatan 2015 sebesar Rp 5,64 triliun. Sementara itu, perseroan berhasil membukukan laba bersih senilai Rp 1,94 triliun atau naik sekitar 13% dari sebelumnya Rp 1,68 triliun.

“Iklim perekonomian yang kondusif serta kemampuan kami meraih potensi pendapatan, ditambah dengan akselerasi bisnis pada akhir tahun lalu melalui berbagai inovasi membuat perusahaan dapat mencapai target yang ditetapkan oleh Kementerian BUMN selaku pemegang saham AP II,” papar Awaluddin.

Baca juga:  Catat! Kendaraan Dilarang Berhenti Lebih Dari 3 Menit di Bandara Ahmad Yani

Adapun pada tahun ini, AP II menyiapkan belanja modal Rp 9 triliun atau bahkan lebih guna pengembangan sejumlah bandara dan memperkuat infrastruktur digital guna memaksimalkan kinerja 13 bandara baik itu di bidang pelayanan kepada penumpang pesawat atau pengguna jasa maupun terkait proses bisnis secara keseluruhan untuk meraih pendapatan secara optimal.

Previous article360 Marcopolo Waterpark
Next articleKebudayaan Sendratari Ramayana Prambanan