10 Tips Traveling Murah Versi Travel “X”

109

Sudah banyak tips traveling murah yang ditulisa oleh koran, majalah, dan media-media lainnya. Nah, aku mau sedikit tambahkan apa yang pernah media-media tersebut tulis soal tips traveling murah yang mungkin belum mereka tulis dan dari sudut yang pandang yang berbeda. Tips yang aku tulis ini jelas tak membosankan, kreatif, dan pasti membuat perjalanan lebih bermakna dan adventurous. Kalau anda tipe “backpacker Indonesia” yang doyan bergerombol dan cari aman kalau traveling, mungkin tips-tipsku ini kurang “cucok”. Tapi, tak ada salahnya kan untuk sekedar membaca dan menambah wawasan.

1. Hitchiking
Tak ada yang lebih murah dari traveling dengan cara hitchhiking. Numpang mobil atau truk tanpa bayarsekaligus tidur dan makan di rumah teman adalah cara yang paling murah untuk traveling dan membebani orang lain. Aku banyak mencoba travel model begini waktu sering traveling di Indonesia jaman kuliah karena masalah finansial yang cukup akut. Jujur saja, aku tak banyak mencobanya waktu traveling di luar neger ikarena masalah finansial ku sudah bisa teratasi.

2. Travel Di Negara Yang Sedang Konflik.
Travel di negara konflik adalah salah satu cara yang paling hemat untuk traveling dansangat adventurous pulak. Percayalah…:-p. Harga-harga menjadi sangat murah terutama paket traveling dan juga penginapan karena turis-turis pasti pada ngabur. Aku pernah mengalaminya ketika masuk ke Kenya yang sedang dilanda konflik etnis di awal tahun 2008. Untuk pertama kalinya ketika traveling di Afrika, aku menginap di sebuah hotel yang cukup mahal lengkap dengan bathtub dan hot water dengan hanya membayar $ 12 dollar per malam. Sayangnya aku tak mengalaminya ketika berada di Nepal karena konflik yang hanya bersifat sporadis. Sedangkan di Irak, semua perjalananku dibiayai oleh kantor sehingga aku tak perlu keluar uangs edikitpun.

3. Traveling-lah dengan orang Korea dan Jepang
Aku pernah traveling dengan bermacam-macan orang dari berbagai bangsa dan negara yang kutemui dalam perjalanan-perjalananku. Aku menyimpulkan bahwa traveling dengan orang jepang dan Korea adalah yang paling murah. Soal kenapa bisa murah traveling dengan mereka, aku pernah menceritakannya dalam tulisanku yang berjudul “Teman Seperjalananku Di Berbagai Negara” . Tapi, baiklah aku akan menceritakannya sekali lagi.

Baca juga:  Ibu Hamil 9 Bulan Ternyata Masih Bisa Naik Pesawat, Asal...

Orang Jepang kalau traveling tidak memakai buku panduan barat seperti Lonely Planet atau Rough Guide. Mereka punya buku panduan sendiri. Aku sering menyebutnya “buku primbon traveling” orang Jepang.Di buku panduan tersebut, semua yang paling murah mulai dari penginapan, restoran, tranportasi lengkap tertulis. Bahkan lebih lengkap dari buku LP atau Rough Guide. Kalau traveller Jepang bilang ada “restoran bagus” sambil melihat “buku primbon traveling”, bisa dipastikan yang dimaksudnya adalah restoran murah meriah.

Beda Orang Jepang, beda pula orang Korea. Traveler Korea tak bergitu berpatokan pada buku panduan versi Korea atau versi Barat. Aku pernah melihat mereka membawa kedua jenis buku panduan tersebut. Bisa dibilang mereka tak perduli dengan buku panduan kalau soal mencari harga yang paling murah karena menurut mereka semua harga bisa ditawar. Akusudahsering traveling dengan Orang Korea dan mereka gigih sekali menawar bahkan untuk perbedaan $ 1 sekalipun.

Aku tak menganjurkan travel dengan orang bule kalau mau traveling murah karena seperti pengalaman-pengalamanku traveling dengan mereka, selalunya aku terperangkap dalam sebuah pesta gila atau mabok. Tak ada salahnya juga sih untuk sesekali menikmati hidup, iyakan?

4. Kartu Pelajar Internasional Palsu
Nah, tips ini tak berlaku bagi traveler yang masih kuliah atau sekolah. Bagi yang sudah tidak kuliah atau sekolah, tips yang satu ini bisa diikuti atau tidak, tergantung hati nurani karena apa yang kusaranka ini memang illegal. Tapi, punya kartu pelajar bisa bikin perjalanan jauh lebih murah karena biasanya pelajar hanya bayar setengah harga terutama jika harus beli tiket masuk ke tempat-tempat wisata, situs-situs kuno, dan lain-lain. Tak susah mendapatkan kartu pelajar internasional palsu di berbagai kota yang terkenal sangat turistik seperti Bangkok, Kairo, Lijiang, dansebagainya. Bergaullah sedikit dengan traveler-traveler dari negara lain untuk mendapatkan informasi soal pembuat kartu pelajar internasional palsu ini karena informasi soal yang satu ini tak akan didapatkan di buku panduanseperti LP atau Rough Guide.

Baca juga:  Lepaskan Lelah Menunggu Pesawat dengan Yoga di Bandara

5. Menukar Uang Di Pasar Gelap
Bagi traveler yang punya banyak uang, mungkin tips yang satu ini tak terlalu berpengaruh. Tapi, kalau mau sedikit mencari “adventure” di dunia bawah tanah sambil menghemat, tips ini mungkin bisa dicoba. Di setiap kawasan yang turistik, penukar uang gelap banyak berkeliaran. Mereka memberi harga beli yang lebih baik untuk mata uang terkenal seperti Dollar atau Euro dibanding nilai pembelian di Money Changer resmi. Masalahnya, berurusan dengan mereka tidak boleh sembarangan, apalagi terlihat culun karena anda pasti tertipu dan mungkin saja dirampok. Hitunglah uang dengan benar di depan mereka sebelum beranjak karena hidup akan sangat sulit jika anda menyadari uang penukaran kurang setelah selesai transaksi. So, berhati-hatilah.

6. Makan “Dog Food”dan Membawa Tenda
Istilah “dog food” disini bukanlah makanan anjing, tapi makanan “minimalis” yang murah meriah tapi masih memberikan asupan yang cukup untuk tubuh. Terus terang cara ini tak pernah kulakukan tapi aku pernah bertemu traveler asal Amerika yang melakukannya saat perjalananku di Afrika. Dia juga membawa tenda untuk menghemat biaya penginapan karena penginapan-penginapan di Afrika biasanya menyediakan “camping ground”. Harga sewa camping ground per hari hanyas ekitar $ 2-5, jauh lebih murah daripada harga dormitory room yang berkisar $ 10-15 per hari. Untuk biaya traveling rata-rata di Afrika sekitar $ 30-50 per hari, dia hanya menghabiskan $ 15-20 per hari. Sebuah ide yang cukup ekstrim.

7. Traveling Saat Musim Sepi Turis
Jika kebanyakan orang suka rame-rame kalau traveling, aku mungkin tak termasuk salah satu diantaranya. Aku selalu memilih traveling pada saat musim sepi turis. Biasanya musim turis itu adalah saat musim panas di bumi bagian Utara sekitar April-Juli atau musim dingin sekitar Desember. Nah, aku memilih memulai traveling di selang-selang bulan-bulan tersebut karena tak banyak orang yang traveling saat itu. Harga-harga penginapan dan lain-lain yang berhubungan dengan turisme biasanya lebih murah dan bisa tawar-menawar

Baca juga:  Tips "Traveling" untuk Penderita Alergi

8. Traveling Dalam Jangka Waktu Yang Lama
Kebanyakan orang di Indonesia kalau traveling cuma saat liburan, tapi ngakunya backpacking. Jarang yang benar-benar backpacking dalam jangka waktu yang lama karena konsep orang Indonesia soal backpacking sebagaian besar masih pada konsep berlibur bukan petualangan. Perjalanan yang panjang akan jauh lebih murah karena “mob-demob” hanya sekali. Tak perlu pergi berkali-kali ke sebuah kawasan hanya untuk mengunjungi satu-dua negara. Jika waktu perjalanan lebih panjang, negara-negara di sebuah kawasan bisa dijelajahi sekaligus.

9. Lintas Perbatasan Darat
Beberapa orang suka traveling dan pindah dari satu negara ke negara lain dengan pesawat karena ingin banyaknya jumlah negara yang ditujua. Para traveler yang suka melakukan perjalanan panjang tak akan memilih pesawat karena mahal. Perjalanan lintas negara dilakukan melalui perbatasan darat. Selain lebih murah karena ongkos bus atau kereta api pasti lebih murah dari ongkos pesawat, perjalanan juga lebih adventerous.

10. Sharing Rame-Rame
Traveling independen tak berarti menutup diri. Aku selalu cari teman dalam perjalananku untuk menghemat penginapan dan tranportasi. Bahkan terkadang aku mencari teman yang lebih banyak untuk sharing hal-hal yang perlu biaya besar seperti menyewa jip di Tibet atau ikut safari di Afrika. Aku pernah menempel pengumuman di berbagai penginapan di Lhasa bersama dua orang teman untuk mencari teman sharing satu jip. Di Tanzania, aku dan seorang teman bernama Jane malah melakukan hal yang lebih ekstrim, bertanya kepada setiap orang bule di jalan apakah mereka mau ikut safari dengan kami. Sehari, safari yang paling murah di Afrika dengan menggunakan jip dengan lima penumpang seharga $ 600. Bokek juga kalau kami harus menanggungnya berdua.

Tips traveling murah versiku ini mungkin terus bertambah jika dalam lamunanku aku bisa menemukan hal-hal nggak mutu lainnya yang pernah kulakukan untuk menghemat acara jalan-jalanku…..:-p

SOURCEJhon Erickson Ginting
Previous articleInfinity Pool Menakjubkan dari Seluruh Dunia
Next article10 Cara Menyiasati Bokek Saat Traveling