Majalengka – Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa transisi rute dari Bandara Bandung ke Bandara Kertajati bertahap.
Menurut Direktur Jenderal Transportasi Udara, Kementerian Perhubungan, Polana B. Pramesti, keputusan maskapai untuk memindahkan rute harus didahului dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai.
“Tergantung kesiapan. Penerbangan yang bergerak di sini harus memiliki kesiapan infrastruktur juga, seperti bengkel, katering. Tergantung pada Angkasa Pura dan juga jalan tol [Cisumdawu] untuk akses,” kata Polana yang menyertai Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menghadiri Acara Ngapung Bareng Ti Kertajati (Terbang Bersama dari Kertajati) di Bandara Kertajati pada hari Rabu, 9 Januari 2019.
Bandara, yang diproyeksikan menjadi pengganti Bandara Husein Sastranegara di Bandung, telah melayani rute internasional Kertajati-Madinah untuk penerbangan umrah sejak Oktober 2018. Lion Air adalah operator maskapai penerbangan menggunakan pesawat Boeing 737 MAX 8.
Mengenai rute internasional lainnya, Polana mengatakan bahwa sejauh ini belum ada pengiriman. Kementerian Perhubungan, katanya, membuka peluang bagi maskapai yang ingin membuka rute internasional, setidaknya Kertajati-Kuala Lumpur.
Sementara itu, untuk rute domestik, Lion Air Group membuka rute baru dari Kertajati ke Balikpapan (Lion Air), Yogyakarta (Wings Air), dan Halim Perdanakusuma Jakarta (Wings Air).
Rute Kertajati-Balikpapan dan Kertajati-Yogyakarta beroperasi dari 11 Januari, sedangkan Kertajati-Halim Perdanakusuma dimulai 12 Januari.
Sejauh ini, rute domestik yang ada meliputi Bandara Kertajati-Surabaya (Citilink), Kertajati-Kualanamu (Citilink), Kertajati-Bandar Lampung (Trans Nusa), Kertajati-Semarang (Trans Nusa), Kertajati-Lampung-Palembang (Garuda Indonesia), dan Kertajati-Balikpapan-Tarakan (Garuda Indonesia).