Tak mampu membeli tiket, warga Bagan Batu, Kabupaten Rokan Hilir, Riau ini memilih menjadi penumpang gelap dengan memanjat pagar dan masuk ke roda pesawat. Kelakuan lelaki bernama Mario Steven Ambarita, 21 tahun, demi bertemu Presiden Joko Widodo tergolong nekat.
Keberadaannya baru diketahui kru maskapai penerbangan Garuda Indonesia setelah pesawat mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta dari Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau. Mario sempat berjalan sempoyongan sebelum akhirnya terjatuh dan dievakuasi menuju klinik bandara.
Di belahan dunia lain ada juga orang-orang yang berbuat seperti Mario. Mereka ada yang selamat, tapi ada juga yang tidak.
Menurut Badan Penerbangan Federal, sejak 1947 di seluruh dunia ada 105 orang pernah menyusup di ruang roda pesawat dalam 94 penerbangan. Sebanyak 80 orang dari mereka tewas dan sisanya selamat.
Berikut kisah orang-orang yang sukses menyusup ke roda pesawat dan mendarat dengan nyawa masih dikandung badan.
Satu-satunya barang dibawa anak laki-laki itu adalah sebuah sisir. “Anak itu beruntung masih bisa hidup,” kata Simon.
Simon mengatakan dari rekaman kamera keamanan Bandar Udara Internasional San Jose membuktikan remaja itu berasal dari Kota Santa Clara, California. Dia terlihat meloncati pagar untuk sampai ke pesawat Hawaiian Airlines Penerbangan 45 pada Ahad pagi waktu setempat.
Simon menjelaskan anak itu lari dari keluarganya setelah terlibat pertengkaran. Dia mengatakan ketika pesawat mendarat di Maui, anak itu meloncat turun dari roda pesawat dan mulai berkeliaran di sekitar wilayah bandar udara tersebut.
“Dia tidak sadar selama penerbangan itu,” jelas Simon. Penerbangan tersebut berlangsung sekitar lima setengah jam.
Juru bicara Hawaiian Airlines, Alison Croyle, mengatakan personil dari maskapai penerbangannya melihat anak itu di landasan pacu, setelah pesawat tiba dan segera memberitahukan hal itu pihak keamanan bandara.
Simon mengatakan anak remaja itu telah diperiksa secara medis dan diketahui tidak terluka.
Pakar penerbangan Peter Forman mengatakan dia terkesima melihat kenyataan anak laki-laki itu masih bisa bertahan hidup.
“Peluang seseorang bisa bertahan hidup selama itu dari sebuah penerbangan pada ketinggian seperti itu sangat kecil. Maksud saya, Anda berbicara tentang ketinggian di atas Gunung Everest dan suhu yang dapat mencapai 40 derajat di bawah nol,” jelas Forman.
“Anak remaja itu tidak akan dikenakan tuntutan dan dirujuk ke layanan perlindungan anak,” ujar Simon.
Pada Agustus 2000 pria asal Tahiti bernama Fidel Maruhi selamat dalam penerbangan selama 7,5 jam dari Papeete, Tahiti, menuju Kota Los Angeles, Amerika Serikat.
Dia mampu bertahan di ruang roda pesawat maskapai Air France Jet saat mengudara di ketinggian 6.400 kilometer.
Ketika mendarat suhu tubuhnya mencapai 26 derajat celcius atau enam derajat lebih rendah dari kondisi fatal.
Maruhi mengaku dia nekat menyusup ke roda pesawat untuk bertemu dengan bintang sepak bola Zinedine Zidane. Dia kemudian dipulangkan ke Tahiti dan lupa atas kejadian yang sudah dialaminya.
Pada 2002 Victor Alverez Molina, pria asal Kuba, mampu bertahan dalam suhu minus 40 derajat Celcius selama penerbangan dari Havana, Kuba, menuju Montreal, Kanada, di dalam ruang roda pesawat. Setibanya di Montreal dia ditangkap polisi tapi kemudian dibebaskan.
Menurut cerita, sebelum kejadian itu istrinya menelepon dia saat sedang bekerja untuk memperingatkan dia karena ada masalah.
Selama empat jam perjalanan Molina menggenggam foto putrinya dan berdoa. Ketika suhu makin dingin, Molina mengalami hipotermia. Dia mampu bertahan karena di ruang roda pesawat itu ada pipa yang mengeluarkan udara hangat.
Pemerintah Kanada akhirnya memberi dia status pengungsi.
Dua warga Kuba bernama armando Socarras dan Jorge Perez Blanco merasa tidak nyaman lagi tinggal di negaranya akibat tekanan pemerintah.
Pada 3 Juni 1969 mereka akhirnya nekat keluar dari Kuba dengan menumpang di roda pesawat DC-8 menuju Madrid, Spanyol.
Mereka memakai sepatu karet khusus untuk memudahkan memanjat roda pesawat dan membawa tali buat bertahan.
Ketika pesawat lepas landas, Armando hampir saja dihantam roda ketika mereka menyelinap masuk ke ruang roda tempat mereka sembunyi. Dalam penerbangan mereka harus merasakan suhu dingin minus 5 derajat Celcius dan oksigen yang menipis.
Ketika pesawat mendarat di Madrid, Armando langsung keluar dan jatuh di landasan. Bajunya beku dan suhu tubuhnya sangat rendah. Saking rendahnya bahkan alat pengukur suhu, termometer tidak bisa mendeteksi berapa suhu tubuhnya. Tapi dia berhasil selamat dan akhirnya bebas.
Malang bagi Jorge. Dia diyakini tidak selamat akibat hantaman deru mesin jet atau dipenjara di Kuba atau jatuh hingga tewas.
Pada Oktober 1996, saksi melihat sesosok tubuh manusia jatuh dari pesawat DC-9 ketika akan mendarat di bandara Heatrow, London, Inggris.
Pemuda bernama Vijay Saini, 19 tahun, sudah tewas ketika jatuh dari ketinggian 60 meter.
Adiknya, Pardeep, selamat setelah menjalani penerbangan sepuluh jam di ruangh roda pesawat dari New Delhi ke London. Dia sudah melewati suhu minus 60 derajat Celcius dan hantaman angin sekuat enam kali badai ketika pesawat British Airways membawanya di atas ketinggian 10 kilometer.
Pardeep mengatakan kepada polisi, dia dan kakaknya kabur setelah dianggap punya hubungan dengan kelompok militan Sikh.
Mereka kemudian bertemu dengan seorang pria di Delhi yang mengatakan bisa membantu mereka. Pria itu meyakinkan mereka untuk menyusup di ruang roda pesawat.
Beberapa saat setelah pesawat lepas landas mereka berdua berteriak ketakutan. PArdeep langsung pingsan dan baru sadar setelah tiba di Heathrow. Vijay yang selam apenerbangan mengalami kekurangan oksigen dan suhu tubuhnya menurun langsung jatuh ketika pilot membuka roda pesawat saat akan mendarat.
Pardeep kemudian sadar dan melompat ke landasan. Dia langsung dibawa ke rumah sakit akibat hipotermia parah.