Jokowi: Penerbangan Jarak Pendek Lebih Baik Pindah ke Halim

197

JAKARTA, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengapresiasi pemindahan sekitar 60 penerbangan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, mulai 10 Januari 2014.

Kondisi penerbangan Bandara Soekarno-Hatta yang sudah sedemikian padat, menjadi alasan pemindahan itu. Menurut Jokowi, penerbangan domestik maupun jarak dekat lebih baik dialihkan ke Bandara Halim Perdanakusumah. “Ya paling tidak, penerbangan yang jarak-jarak pendek akan lebih baik kalau dipindah ke Bandara Halim,” kata Jokowi, di Monas, Jakarta, Sabtu (7/12/2013).

Situasi Bandara Soekarno Hatta yang padat, dimana kemacetan juga kerap mengular di Tol Bandara Soekarno Hatta merupakan sebuah citra yang buruk di mata masyarakat. Terlebih kondisi itu juga dilihat oleh para wisatawan asing yang melakukan penerbangan internasional melalui bandara tersebut.

Meskipun Bandara Halim Perdanakusumah akan dikomersilkan dan mungkin akan menambah titik kemacetan baru, Jokowi justru merasa pemindahan tersebut dapat memecah kemacetan. Yang perlu dipikirkan saat ini hanyalah rekayasa lalu lintas dan transportasi massal menuju ke bandara tersebut.

“Nanti kita bicara kalau betul-betul masalahnya kelihatan, kita akan bicara dengan kementerian. Kalau butuh dukungan transportasinya, ya nanti kita siapkan,” kata Jokowi.

Berbeda dengan Jokowi yang mengapresiasi pemindahan tersebut, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono memprediksi kemacetan lalu lintas di seputar Bandara Halim Perdanakusuma akan bertambah. Pristono meminta pemerintah pusat membantu Pemprov DKI dalam hal pengaturan akses lalu lintas ke dalam Bandara Halim. Hal itu perlu, mengingat daerah tersebut bersinggungan dengan titik macet.

“Kementerian tak bisa serta-merta memindahkan begitu sajalah, ada aspek pengaturan lalu lintas yang harus dilakukan. Karena itu kan mengubah fungsi jadi komersial, artinya akan ada banyak sekali perjalanan keluar-masuk Bandara Halim Perdanakusumah,” ujarnya.

Baca juga:  Naik Turun Pesawat Kok Selalu dari Sebelah Kiri? Ini Alasannya

Beberapa jalan di wilayah Halim biasanya padat lalu lintas, antara lain persimpangan Cawang Universitas Kristen Indonesia, simpangan Pusat Grosir Cililitan, persimpangan HEK Jalan Raya Bogor Kramat Jati.

Pristono mengatakan, pemerintah pusat harus bisa menjelaskan prediksi berapa lonjakan penumpang akibat perpindahan penerbangan tersebut. Pemerintah pusat juga harus membuat skema lalu lintas, akses di mana saja yang akan dijadikan keluar masuk calon penumpang. Dia berharap pemerintah pusat mau membuat akses baru bagi calon penumpang di bandara itu.

Mulai awal tahun depan, Bandara Halim Perdanakusumah milik TNI Angkatan Udara akan menjadi bandara domestik. Dengan sekitar 66 penerbangan per hari dan setiap pesawat rata-rata mengangkut 150 penumpang, diperkirakan ada total 9.000 orang yang akan beraktivitas di Halim.

Penggunaan Halim sebagai bandara rute domestik terjadi karena lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta telah padat dan mesti dikurangi. Sejumlah maskapai penerbangan yang telah menyatakan siap pindah ke Halim Perdanakusuma adalah Mandala Air, Sriwijaya Air, Sky Airline, Qatar Air dan Batik Air. Pemindahan penerbangan tersebut akan dilakukan bertahap mulai 10 Januari 2014.

Editor : Wisnubrata
Previous articleSlot Penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma Telah Disepakati
Next article“Airport Tax” di Bandara Halim Perdanakusuma Dipatok Rp 30.000