Kementerian Perhubungan tahun ini telah membuat peraturan yang mengatur barang bawaan penumpang berupa powerbank. Peraturan ini tertuang dalam SE Keselamatan Nomo 015 Tahun 2018.
Agar airporters tetap bisa membawa powerbank saat naik pesawat, sebaiknya simak cara menghitung daya powerbank milik airporters masing-masing. Kemenhub menentukan suatu rumus yang harus diperhatikan oleh para penumpang jika akan bepergian dengan pesawat terbang.
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso mengatakan powerbank yang boleh dibawa hanya yang mempunyai daya per jam (watt-hour) tidak lebih dari 100 Wh. Sedangkan peralatan yang mempunyai daya per jam lebih dari 100 Wh (Wh < 100) tapi tidak lebih dari 160 Wh (100 ≤ Wh ≤ 160), harus mendapatkan persetujuan dari maskapai dan diperbolehkan untuk dibawa maksimal dua unit per penumpang.
Untuk peralatan yang mempunyai daya per jam lebih dari 160 Wh (Wh ≥ 160) atau besarnya daya per jam (watt-hour) tidak dapat diidentifikasi, maka peralatan tersebut dilarang dibawa ke pesawat udara. Untuk powerbank yang tidak mencantumkan keterangan jumlah Wh, maka perhitungan jumlah Wh dapat diperoleh dengan rumus:
Apabila jumlah tegangan/voltase (V) dan jumlah arus/kapasitas (Ah) diketahui maka perhitungan daya per jam (Wh) dapat dikalkulasikan dengan rumus E = V x I.
E = daya per jam, satuannya adalah watt-hour (Wh)
V = tegangan, satuannya adalah volt (V)
I = arus, satuannya adalah ampere (Ah)
Apabila hanya diketahui miliampere (mAh) maka untuk mendapatkan ampere-hour (Ah) harus dibagi 1.000. Contohnya jika jumlah voltase 5 V dan jumlah kapasitas 6000 mAh, maka jumlah daya per jam adalah 6.000 mAh : 1000 = 6 Ah. Sedangkan daya perjamnya adalah 5 V x 6 Ah = 30 Wh.
Hal ini dilakukan oleh Kemenhub agar peristiwa powerbank yang terbakar di penerbangan China tidak terulang kembali. Jangan lupa ya airporters, hitung daya powerbank atau bawaan kamu yang memiliki arus listrik.
