Tradisi leluhur yang sudah berjalan selama puluhan tahun biasanya akan terus dipertahankan. Kota metropolitan seperti Hongkong pun juga tetap menjalankan tradisi jaman dahulu.
Hongkong punya festival yang namanya Hungry Ghost Festival, acaranya pun unik karena membakar dupa dan uang. Jadi, sebenarnya Hungry Ghost Festival merupakan Halloween ala Hongkong tetapi perayaan ini bertujuan untuk menghormati arwah yang sudah meninggal.
Menurut kepercayaan Taoisme, pintu gerbang neraka dibuka pada hari pertama bulan ketujuh. Para hantu yang kelaparan dilepaskan untuk mencari makanan atau membalas dendam pada orang-orang yang telah berperilaku buruk menurut catatan Tao. Taois menyanyikannya bersama untuk membebaskan para hantu.
Cerita lain mengatakan Raja Yama (raja neraka) membuka gerbang neraka dan membiarkan beberapa hantu liar menikmati pengorbanan pada hari pertama bulan lunar ketujuh. Pintu gerbang ditutup pada hari terakhir bulan itu, dan hantu liar dan lapar kembali ke neraka. Beberapa orang China berpikir gerbang surga juga dibuka selama bulan ini, dan mereka juga menyembah nenek moyang mereka dari surga.
Masyarakat percaya bahwa hantu tidak akan melakukan sesuatu yang mengerikan terhadap mereka atau mengutuk mereka setelah makan dari sesajen atau uang yang mereka bakar. Warga akan memasang lentera kertas cat merah di mana-mana termasuk area bisnis dan perumahan.
Selama bulan hantu ini, kamu akan menemukan banyak sekali upacara, mulai dari jalanan, pasar, dan kuil. Selama upacara jalanan dan pasar, orang berkumpul di jalanan dan pasar untuk merayakan festival tersebut.
Sedangkan di dalam kelenteng, biksu akan mengatur kegiatan meriah. Masih banyak yang percaya bahwa menenangkan para hantu adalah hal yang penting, agar tidak terjadi serangan spiritual.
Pada hari terakhir bulan ketujuh akan ada festival spesial. Inilah hari di mana gerbang neraka ditutup lagi.
Akan lebih banyak orang yang membakar lebih uang kertas dan pakaian. Sehingga para hantu bisa menggunakan benda-benda ini di neraka mereka. Foto dan tablet nenek moyang bisa diletakkan kembali di rak atau digantung kembali di dinding tempat sebelumnya disimpan.
Untuk mengusir hantu-hantu itu, biksu Tao memberi mereka kesempatan untuk pergi. Para hantu dianggap membenci suaranya, jadi para biksu akan berteriak dan meratap supaya hantu kembali ke neraka.
Saat malam, para keluarga akan pergi ke sungai dan melepaskan lentera sungai di atas kapal kecil. Orang-orang akan membuat lentera warna-warni dari kayu dan kertas. Para keluarga menuliskan nama nenek moyang mereka di atas lentera. Menurut keyakinan, lentera dari kapal akan menuntun para hantu yang melihatnya kembali ke tempat asalnya.