Nusa Dua : PT Angkasa Pura I (Persero) mengakui bila Bandara Ngurah Rai, Bali hanya memiliki luasan lahan 285 hektare (ha) secara keseluruhan. Secara luas, ini merupakan yang
“Luas lahan bandara Ngurah Rai sebesar 285 ha bisa dibilang yang terkecil di dunia, padahal di Bali sudah padat sekali,” ungkap Pimpinan Proyek Bandara Ngurah Rai AP I, Yanus Suprayogi saat berbincang dengan Liputan6.com di kantornya, Bali, seperti ditulis Selasa (1/10/2013).
Sedangkan bandara internasional lain, menurut dia, telah berdiri di atas lahan minimal seluas 1.000 ha. Luas bandara sebesar itu sangat ideal sehingga pengunjung akan benar-benar merasakan kenyamanan.
Lebih jauh dia menambahkan, AP I harus terus mengembangkan bandara ini supaya bisa mencapai target penumpang sebanyak 25 juta orang pada tahun 2025.
Apalagi rata-rata pertumbuhan penumpang sebesar 15% per tahun sehingga pengembangan proyek di bandara menjadi suatu kebutuhan.
“Tapi kami perlu dibantu oleh Pemerintah Daerah (Pemda) yang harus turun tangan mengingat pengembangan membutuhkan lahan. Dan lahan yang berada di sekitar bandara adalah milik masyarakat, jadi butuh persetujuan Pemda,” tutur dia.
Saat ini, sambung Yanus, terminal Internasional di Bandara Ngurah Rai merupakan yang terbesar di Indonesia dengan luas lahan sebesar 120 ribu meter persegi. Sedangkan terminal Domestik berada di luas lahan 65.800 meter persegi.
“Kami mau renovasi yang terminal Internasional eksisting jadi domestik, karena kami tidak mau memanjakan asing saja. Target Mei 2014 selesai,” terangnya.
Bandara Ngurah Rai, kata dia, telah memiliki Hold Baggage Screening (HBS) Systems level 4 yang diperuntukkan bagi terminal Internasional.
“Ini adalah teknologi pertama di Indonesia, jadi belum ada bandara yang menggunakan HBS level 4. Kami juga sedang menyiapkan level 5 dengan membuatkan ruangan khusus untuk meledakkan bom, petasan besar dan sebagainya,” paparnya.
Dengan segala infrastruktur tersebut, Yanus optimistis Bandara Ngurah Rai mampu tampil sejajar dengan Changi Airport di Singapura.
“Dengan bangunan semungil ini, tapi bisa tampil di pentas Asia karena sudah punya persyaratan infrastruktur. Kalau dulu kalah terus, sekarang bisa dibandingin dengan Changi Airport,” pungkas dia.(Fik/Sis/Nur)