Bandara Hancur, Penyaluran Bantuan ke Nepal Sulit

66

Hari ini salah satu Tim advance Lembaga Kemanusiaan di Indonesia akan berangkat ke Kathmandu Nepal.

“Tim akan hadir di Kathmandu sebagai area fokus misi. Tm DMC Dompet Dhuafa akan melakukan koordinasi dengan mitra lokal setempat, Tribhuvan University,” kata Direktur Yayasan Pemberdayaan Sosial Dompet Dhuafa, Sabeth Abilawa, Minggu (26/4/2015).

Sabeth yang juga menjabat Vice President South East Asia Humanitarian Committee ini menjelaskan, selama di area terdampak nanti aksi kami yang utama adalah mendukung misi penyelamatan dan mendukung persediaan fasilitas untuk misi medis.

“Kondisi geografis Nepal yang tidak memiliki akses laut diprediksikan akan semakin mempersulit penyaluran bantuan kemanusiaan dari luar. Apalagi Bandara Internasional Tribhuvan juga mengalami kerusakan,” katanya.

Menilik dari pengalaman gempa gempa yang terjadi sebelumnya, biasanya dibutuhkan waktu cukup lama untuk evakuasi, bisa saja sampai 4 hari.

“Sepanjang periode tersebut bantuan logistik makanan dan medis sangat penting di samping alat alat berat untuk evakuasi korban yang terperangkap dalam bangunan,” papar Sabeth.

Data dari berbagai sumber yang menyebutkan korban tewa sudah mencapai sekitar 2000 jiwa pun hanya data yang masuk dari perkotaan.

Desa-desa yang masih putus akses komunikasi dan transportasi dinilai akan menambah deretan panjang korban jiwa di hari hari berikutnya.

Kathmandu dan Pokhara adalah kota dengan padat penduduk dengan cuaca yang tentunya dingin mengingat Nepal adalah “atap dunia”.

Sumber

Baca juga:  5 Film Keren di Penghujung 2014
Previous articleKeren, Bandara di Jepang Punya Lintasan Lari
Next articleTips Supaya Tidak Ketinggalan Pesawat