Nusa Dua – PT Angkasa Pura I (AP I) bekerjasama dengan Sintesa Group dan SunEdison membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). PLTS akan dibangun pada empat bandara Internasional di Indonesia.
Direktur Utama AP I Tommy Soetomo mengatakan nilai investasi US$ 45 juta dolar atau sekitar Rp 450 miliar untuk empat pembangkit dengan total kapasitas 50 MW.
“Kalau pembangkit ini investasinya total US$ 45 juta secara keseluruhan. Masing masing itu sekitar 15 MW,” ujarnya saat agenda penandatangan di Hotel Nikko, Nusa Dua, Bali (8/10/2013)
Ia menuturkan empat bandara yang dimaksud adalah Bandara Ngurah Rai Bali, Djuanda Surabaya, Sepinggan Balikpapan, dan Hasanudin Makassar. Namun untuk proyek awal akan dibangun di Bandara Ngurah Rai dengan kapasitas 15 MW.
“Kita kan inginnya bandara internasional semua dan empat yang besar lah di Indonesia. Untuk yang pertama itu Ngurah Rai,” jelasnya
Agenda penandatangan dilakukan oleh Dirut AP I dengan CEO Sintesa Group Shinta Widjaja Kamdani dan disaksikan oleh Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kemenperin Budi Darmadi dan Menteri Perdagangan Amerika Serikat Penny Pritzker.
Shinta Widjaja Kamdani menambahkan bahwa pembangkit listrik yang dibangun sangat hemat energi dan ramah lingkungan. Ini dapat menggantikan posisi bahan bakar minyak yang selama ini diandalkan sebagai sumber energi untuk pembangkit listrik.
“Kita menggandeng SunEdison perusahaan publik yang berpusat di AS dan telah terdaftar NYSE (New York Stock Exchange),” ujar Shinta.
Ia menuturkan PLTS di bandara Ngurah Rai adalah proyek pertamanya di Indonesia. Sebelumnya perseroan juga membuat proyek yang sama di Kuala Lumpur Internasional Airport (KLAI).
“Kami kan memberikan yang terbaik untuk pengambangan ini di bandara di Indonesia,” katanya.