PT Angkasa Pura II (Persero) meraih tiga penghargaan Service Quality Award (SQA) 2015 untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Kualanamu dari Carre-Center for Customer Satisfaction & Loyalty (Carre CCSL) dan Service Excellence Magazine.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta mendapatkan penghargaan Domestic Airport dengan perolehan Service Quality (SQ) Index score yaitu 4.0052. Kemudian Bandara Internasional Kualanamu berhak atas penghargaan International Airport dan Domestic Airport dengan Service Quality (SQ) Index score yaitu masing-masing 4.0105 dan 4.0092.
Penilaian yang dilakukan oleh Carre-Center for Customer Satisfaction & Loyalty (Carre CCSL) dan Service Excellence Magazine merupakan hasil survei kepada 3.000 responden di empat kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Medan.
Metode yang digunakan adalah SQIndex Model yang menekankan pada dua sub-indikator yaitu Perceived Service Quality (PSQ) yang merupakan pengukuran terhadap persepsi pengguna jasa antara harga yang dibayarkan dengan pelayanan yang diperoleh dan Perceived Service Value (PSV) yang dilihat dari akses pelayanan, prosedur-proses pelayanan, staf frontliner, dan kualitas penanganan keluhan.
Director of Airport Services & Facility PT Angkasa Pura II (Persero) Ituk Herarindri mengatakan rasa terima kasih atas seluruh kerja keras karyawan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Kualanamu sehingga korporasi diapresiasi penghargaan tersebut.
“Dari penghargaan itu diharapkan juga akan lebih memotivasi korporasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan menjadi selalu lebih baik ditahun-tahun kedepan untuk mencapai customer satisfaction yang diharapkan oleh pengguna jasa,” seperti siaran pers, Jumat (22/5/2015) malam.
Menurutnya, di samping meningkatkan aspek pelayanan untuk para pengguna jasa di dua bandara tersebut, PT Angkasa Pura II (Persero) saat ini juga tengah mengembangankan infrastruktur serta fasilitas bandara-bandara lainnya yang dikelola oleh korporasi diantaranya yaitu Sultan Thaha (Jambi), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Supadio (Pontianak), dan Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang).’