Rasakan Kesejukan Pegunungan Ditemani Lantunan Musik Jazz

161

Menikmati lantunan musik jazz ditemani kesejukan pegunungan hanya bisa Anda rasakan di Jazz Gunung yang berlangsung di Jiwa Jawa Resort Bromo, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Perhelatan panggung musik jazz internasional tersebut akan dilaksanakan di atas ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut.

Jazz Gunung sejatinya merupakan sebuah pertunjukan musik yang selalu menawarkan keakraban antara para musisi dengan para penonton yang digelar dari 27-29 Juli 2018. Tidak hanya genre musik jazz, Jazz Gunung juga menyajikan world music, pop, funk, dub, reggae, soul, R&B hingga folk.

Pada Hari Pertama, Jazz Gunung akan menampilkan Kramat Ensemble Percussion, Tohpati Bertiga, Tropical Transit, Barry Likumahuwa, hingga Andre Hehanussa. Sementara di Hari Kedua, bakal tampil Ring of Fire Project besutan Djaduk Ferianto, Surabaya All Stars: Tribute to Bubi Chen, Bintang Indrianto – Soul of Bromo dan Barasuara.

Persembahan berbeda bakal hadir pada Hari Ketiga dengan konsep Jazz Gunung Pagi-Pagi. Pada pukul 05:00 pagi para penonton akan dibangunkan dari tidurnya untuk menyambut matahari terbit sembari menyeruput kopi khas Bromo serta alunan musik live yang dimainkan oleh line-up istimewa; duo pasutri Endah N Rhesa, Bianglala Voices, trio pop vintage NonaRia hingga kelompok musik apik Bonita & the Hus Band.

Sementara itu Jungle By Night, kelompok music Afrobeat, jazz, funk nan keren asal Amsterdam, Belanda juga telah mengkonfirmasikan penampilan mereka untuk pertama kalinya di Indonesia hanya di Jazz Gunung 2018. Selain daftar para penampil di atas, masih akan ada pengumuman artis-artis fase berikutnya nanti, khususnya untuk para penampil internasional di Jazz Gunung 2018.

“Setelah 10 tahun mendengar besarnya nama festival Jazz Gunung, akhirnya kami mendapatkan kesempatan tampil untuk pertama kalinya dengan format berdua. Bermain di sebuah festival di alam terbuka pasti akan ada getaran dan respons yang natural, spontan, serta interaksi langsung dengan penonton dan suasana alam sekitar. Udara yang sejuk cenderung dingin (menurut kabar dari beberapa teman yang sudah tampil di sana) menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Semoga jari-jari ini tidak membeku dan suara tidak tercekat. Kami sangat menantikan tampil di Jazz Gunung tahun ini!,” ujar Endah Widiastuti dari Endah N Rhesa.

Baca juga:  Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Optimalisasi Pelayanan Selama Musim Mudik

Jazz Gunung adalah pergelaran musik tahunan bertaraf internasional yang menampilkan komposisi jazz bernuansa etnik, digelar setiap tahun di daerah pegunungan. Jazz Gunung merupakan salah satu pionir berkembangnya festival musik yang dilaksanakan di alam terbuka di Indonesia.

Baca juga: Jazz Gunung Bromo 2018 Siap Kembali Digelar

Previous articleAngkasa Pura II: Arus Mudik Lebaran 2018 Lancar
Next articlePenerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Kembali Normal