Proyek senilai 2,5 miliar dollar AS (sekitar Rp 28,4 triliun) tersebut didesain oleh Konsorsium HMGY (Heerim-Mooyoung-Gensler-Yungdo). Selain membangun terminal, konsorsium tersebut juga memasukkan desain menara kontrol kedua, sebuah stasiun kereta, fasilitas parkir, dan Intra Airport Transit (IAT).
Keith Thompson, Principal Gensler sekaligus pemimpin praktik desain aviasi global dari Gensler mengungkapkan detil dari desain yang dibuat HMGY. Dia mengatakan, pihaknya merancang Terminal 2 untuk membuat perjalanan di Incheon lebih menarik, menawarkan kemudahan dan kenyamanan yang belum pernah ada sebelumnya. Ini adalah terminal internasional yang besar, namun nantinya terminal ini dapat dijelajahi dengan sangat intuitif.
Pengunjungnya juga akan mendapatkan pengalaman unik dengan menyaksikan taman-taman dalam ruangan yang terdiri atas tanaman khas Korea. Wisatawan akan melihat ini sebagai patokan baru untuk bandara.
Para wisatawan yang akan menggunakan terminal ini bisa mencapainya dengan menggunakan mobil atau kereta. Mereka dapat dengan mudah melihat anjungan tiket, berikut juga lokasi keamanan, dan IAT. Kemudahan ini akan menekan tingkat kesulitan dan stres yang biasa dialami para wisatawan di bandara.
Selain meminimalisasi tekanan (stres) yang dialami wisatawan dengan cara memudahkan mereka menemukan loket-loket yang harus mereka singgahi, terminal ini juga menawarkan berbagai tanaman khas Korea di dalam ruangan. Para wisatawan juga akan menyaksikan air terjun, kolam ikan koi, dan sungai. Sinar matahari bakal menyelinap masuk ke dalam ruang hijau dan membuat para wisatawan dapat menikmati keindahan “alam mini” Korea tersebut.
Sinar matahari akan mengurangi pemakaian lampu di siang hari. Demikian juga dengan tanaman, dapat mengurangi kinerja pendingin udara dan penggunaan tenaga listrik.