Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat beberapa hari terakhir mengalami pelemehan hingga titik terendah, menyentuh angka Rp 13.000. Agar tidak menanggung kerugian yang lebih dalam, maskapai penerbangan perlu memutar otak lebih keras.
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia mengaku akan terus melakukan efisiensi biaya untuk menghadapi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ini. Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan bahwa perusahaan akan mengurangi biaya tanpa menurunkan kualitas layanan. Salah satu elemen yang akan dikurangi biayanya adalah dalam bidang ground handling.
“Banyak hal yang berkaitan dengan inventory cost yang tidak efisien. Kemudian, kami juga menghemat penggunaan bahan bakar. Di ground handling banyak sekali yang bisa kami save. Lalu, kemudian di overhead cost, kami juga banyak melakukan efisiensi,” kata Arif di Tangerang, Banten, Selasa (3/3/2015).
Menurut Arif, dalam menanggulangi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Garuda Indonesia sudah melakukan kerja sama lindung nilai (hedging) dengan tiga instansi perbankan, yaitu BNI, Bank CIMB Niaga, dan Standar Chartered. Kerja sama antara Garuda Indonesia dan ketiga bank itu ditandatangani pada awal Februari 2015. “Kami tetap fokus pula pada revenue generator, meskipun ada berbagai tekanan eksternal. Kami berupaya semaksimal mungkin meningkatkan pendapatan,” ujarnya.