suaramerdeka.com – Bandara International Ahmad Yani Semarang akan menjadi bandara atas air (floating) pertama di Indonesia. PT Angkasa Pura 1 menyiapkan anggaran Rp 1,5 triliun untuk membangun bandara yang berdiri di atas lahan seluas 884.500 m2 ini.
Pembangunan bandara ditandai dengan penandatanganan Kerjasama Pemanfaatan (KSP) oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Sunindyo. Turut mendampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Budiman, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Keenamnya kemudian bersama-sama menekan tombol sirene tanda dimulainya groundbreaking bandara. Begitu sirene berkumandang, truk-truk dump serentak menurunkan tanah urugan yang langsung diratakan oleh begu dan alat berat lain.
Tommy Soetomo menyatakan, PT Angkasa Pura 1 menyiapkan dana Rp1,5 triliun untuk pembangunan bandara yang ditargetkan selesai dalam dua tahun untuk tahap pertama. Bandara baru nanti akan meningkatkan akapsitas penumpang hingga tujuh juta penumpang pertahun, dari sebelumnya hanya 800 ribu. Saat ini terminal penumpang hanya seluas 6.108 m2, dengan pengembangan yang ada, luasan terminal penumpang akan menjadi 55.000 m2.
Menurutnya, Jawa Tengah dan Kota Semarang harus bangga sebentar lagi memiliki bandara atas air. Tommy menunjukkan apron bandara yang berdiri di atas rawa dengan pemandangan yang menarik. Angkasa Pura berencana mendaftarkan bandara ini di Green Building Council Indonesia.
“Ini baru pertama kali punya apron yang mengambang. Mungkin sambil menunggu pesawat lebih baik nanti ada fasilitas pemancingan,” katanya.
Bandara Internasional Ahmad Yani nantinya akan dilengkapi beberapa fasilitas yaitu 30 konter check in, 3 unit aviobridge, 4 konter visa on arrival, 5 unit elevator, 1 unit travelator, dan 7 unit eskalator. Area parkir pengunjung akan diperluas menjadi 43.634 m2.
( Anton Sudibyo / CN38 / SMNetwork )