Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Kajian ilmiah bahasa disebut ilmu linguistik. Setiap umat manusia memiliki cara komunikasi beragam untuk menyampaikan pesan atau berita. Bagaimana jadinya bila yang terdengar adalah pengumuman dalam bahasa Jawa ketika kita berada dalam sebuah bandara?
Dalam penggunaan bahasa di setiap bandara adalah Bahasa Inggris yang paling umum ketika pengumuman untuk boarding pesawat terbang. Di Bandara Internasional Dubai, sejumlah penumpang terpingkal ketika mendengar informasi penerbangan yang menggunakan bahasa Jawa halus.
”Nuwun sewu, bapak-bapak soho ibu-ibu, penerbangan Emirates EK tigo-gangsal-wolu dateng Jakarta sak meniko bade …,” begitu bunyi pengumuman penerbangan EK 358 rute Dubai-Jakarta di Bandara Dubai, bandara internasional tersibuk di dunia. Penggunaan bahasa Jawa, ini adalah Bahasa Jawa halus.
Jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, berarti “permisi bapak-bapak dan ibu-ibu, penerbangan EK 358 ke Jakarta saat ini akan….”
Alasan bahasa tersebut dipakai, menurut Divisional Vice President Emirates, Walter Riggans, adalah untuk memudahkan penumpang yang tidak memahami bahasa Inggris atau Arab saat proses naik ke pesawat. Emirates juga menekankan, yang mereka gunakan bukan sekadar bahasa Jawa, tetapi bahasa Jawa halus.
Di dunia, saat ini ada dua bandara yang menggunakan pengumuman informasi Bahasa Jawa. Selain Bandara Internasional Dubai, Bandara Adisutjipto di Yogyakarta juga memberlakukannya mulai 17 Juli lalu.
Meski tergolong bahasa yang memiliki penutur terbanyak di Indonesia, kurang mencapai 90 jutaan orang, menurut Ketua Umum Wikimedia Indonesia Biyanto Rebin, Bahasa Jawa dan budayanya cenderung tidak terawat dan eksistensi bahasa dan budaya mulai luntur.