Ketika Anda berkunjung mengunjungi danau Baratan Bedugul kini waktunya Anda untuk mengunjungi kembarannya, yakni danau Tamblingan. Danau yang berada di sebelah utara lereng Gunung Lesung, Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini dikelilingi hutan sehingga memiliki udara yang sejuk.
Layaknya danau baratan Bedugul dan danau Buyan di sebelahnya, danau Tamblingan juga terbentuk dalam sebuah kaldera besar. Lokasi danau ini termasuk dalam dataran tinggi karena lokasinya yang berada di ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut. Dengan lokasinya tersebut, danau ini kerap diselimuti kabut kala pagi hari.
Danau Tamblingan hanya memiliki luas permukaan paling kecil, yakni sekitar 1.15 km². Nama danau Tamblingan berkaitan dengan sejarah danau ini. Dahulunya danau ini merupakan pemukiman warga yang tanpa alasan kemudian pindah ke sekitar danau ini. Tak tanggung-tanggung, kini ada 4 desa atau catur desa yang mengelilingi danau tersebut, yakni Desa Munduk, Gesing, Gobleg, dan Umejero.
Suatu ketika penduduk catur desa terjangkit wabah epidemi. Akhirnya, salah seorang yang dianggap sakti dan suci turun ke danau Tamblingan dan mengambil airnya untuk dijadikan obat bagi masyarakat. Ajaibnya masyarakat pun menjadi sembuh dan catur desa berkewajiban untuk menjaga kelangsungan dan kesucian air danau tersebut. Hingga danau tersebut diberi nama danau Tamblingan yang dalam bahasa bali tamba berati obat, sedangkan elingan berarti kekuatan spiritual. Cerita asal usul danau tersebut pun bisa ditemui di Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul.
Sejarahnnya, kekuatan spiritual di danau Tamblingan juga ditonjolkan dengan banyaknya pura di sekitar danau. Sekitar 11 pura di sekiatar danau. Bahkan dua diantaranya Pura Embang dan Pura Tukang Timbang merupakan pura peninggalan masa pra Hindu yang dibangun sebelum abad ke-10 masehi. Selain kedua pura tersebut, pura lain yang ada disekitar danau adalah pura Dalem Tamblingan, Pura Endek, Pura Ulun Danu dan Sang Hyang Kangin, Pura Sang Hyang Kawuh, Pura Gubug, Pura Tirta Mengening, Pura Naga Loka, Pura Pengukiran, Pengukusan, Pura Batulepang, dan masih ada yang lainnya. Oleh pemerintah setempat danau ini dibuka menjadi tempat wisata sipritual.