Harga tiket seringkali menjadi pengungkung hasrat berlibur. Menemukan harga tiket murah memang butuh perjuangan. Harus menunggu masa promo dan berebut bersama peminat lain, atau pesan jauh-jauh hari sebelumnya. Padahal, belum tentu jadwal libur benar-benar bisa dipastikan.
Namun Huffington Post melaporkan, ada ‘hari ajaib’ untuk harga tiket murah. Kapan? Catatlah: 47 hari sebelum keberangkatan. Menurut studi data penerbangan tahun 2014 yang dilakukan agensi CheapAir, itu merupakan saat termurah untuk harga tiket pesawat domestik.
‘Hari ajaib’ itu tidak tentu, bisa berubah per tahunnya. Terbukti, formula 47 hari sebelum keberangkatan itu tak berlaku pada tahun 2013. Berdasarkan analisis dua tahun lalu, rata-rata harga tiket termurah ada pada 54 hari sebelum keberangkatan. Studi itu didapat dari perbandingan 1,5 miliar harga tiket.
Harga tiket pesawat naik turun sejak pertama dirilis, sampai benar-benar lepas landas di hari H. Studi CheapAir menemukan, harga tiket pada ‘hari ajaib’ bisa lebih murah sampai US$ 201 atau Rp 2,5 juta.
Hari keberangkatan tidak terlalu berpengaruh pada harga, yang penting bisa menghitung tepat 47 hari sebelum keberangkatan. Namun, CheapAir memprediksi keberangkatan hari Selasa atau Rabu akan lebih murah dibanding akhir dan awal pekan saat orang ingin berlibur dan memulai kerja.
Jika ada ‘hari ajaib’ untuk tiket termurah, lantas adakah hari terburuk saat harga tiket melambung tinggi? Tentu saja. Masih menurut studi CheapAir yang dikutip Huffington Post, saat terburuk memesan tiket adalah tujuh hari sebelum keberangkatan. Harganya paling tinggi.
Namun, tentu saja aturan itu hanya prediksi berdasarkan studi tahunan. ‘Hari ajaib’ dan hari terburuk juga tidak berlaku saat liburan. Masa-masa itu punya aturan sendiri soal harga.