Tengok Teknologi Tiga Dimensi di Kokpit N219 Buatan Indonesia

162
Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan tiga dimensi di kokpit N219

Pada 10 Desember 2015, PT Dirgantara Indonesia resmi memperkenalkan pesawat buatannya N219. Banyak yang penasaran seperti apa pesawat buatan anak negeri ini? N219
dilengkapi Synthetic Vision Technology (SVT) dimana merupakan sistem komputer yang menampilkan citra lingkungan sekitar pesawat dilayar utama kokpit Multi Function
Display (MFD).

Layar akan menampilkan kontur permukaan bumi (Topografi) dalam model tiga dimensi (3D) dilengkapi dengan informasi-informasi utama penerbangan Primary Flight Display
(PFD) yang dibutuhkan pilot seperti, altitude (ketinggian), airspeed (kecepatan di udara), serta attitude pesawat.

Menggunakan sistem SVT layaknya main game. Semua data informasi ditampilkan secara tiga dimensi seperti data gunung di sekitar yang bisa dimasukkan dan disinkronisasi
sehingga bisa terlihat dilayar.

Teknologi SVT dapat membantu pilot dan kopilot dalam mengambil keputusan. Pasalnya, meski dalam kondisi gelap atau saat ada kabut pilot tetap bisa melihat kondisi alam
sekitar. Bisa dikatakan, SVT merupakan teknologi yang bisa menyelamatkan orang.

SVT pertama kali dikembangkan oleh NASA dan Angkatan Udara AS (US Air Force) pada akhir 1970-an dan 1980-an. Setelah riset puluhan tahun, pada 2005 NASA berhasil mengintegrasikan SVT ke dalam pesawat Gulfstream V yang dipakai dalam pengujian.

FAA yang merupakan Lembaga Otoritas Penerbangan AS memberikan sertifikasi pertama untuk teknologi SV-PFD (Synthetic Vision-Primary Flight Display) ini pada 2009 dalam pesawat Gulfstream. SV-PFD pun akan menggantikan artificial horizon biru-coklat tradisional dengan tampilan data topografi yang dihasilkan komputer sekaligus ditimpa dengan simbol-simbol PFD dikenal pilot selama ini.

Banyak pabrikan sistem glass cockpit mengintegrasikan teknologi itu ke dalam produk-produknya termasuk Garmin dengan G1000 yang juga dipakai dalam N219. Kini, sebagian besar pesawat-pesawat terbang keluaran terbaru sudah mengintegrasikan SV-PFD di dalam kokpitnya seperti Twin Otter Series 400 dan Cessna Mustang.

Baca juga:  Polda Bidik Proyek Bandara

Sementara empat pabrikan pesawat besar seperti, Boeing, Airbus, Bombardier, dan Embraer telah berkomitmen untuk memberikan fitur SV-PFD dalam pesawat-pesawat buatannya pada 2018 nanti jika pihak pemesan memintanya.

Riset yang dilakukan oleh CAST (Commercial Aviation Safety Team) mempelajari 18 kejadian kecelakaan sepanjang 2003 hingga 2012. Dari sini diketahui bahwa tampilan visual virtual alias SVT bisa membantu mencegah 17 dari 18 kejadian kecelakaan yang terkait dengan hilangnya orientasi awak pesawat. Beberapa insiden kecelakaan yang dimaksud termasuk kecelakaan Bombardier Q400 milik Colgan Air dan Boeing 737-800 Turkish Airlines, yang keduanya terjadi pada 2009
lalu.

Previous articleApakah Menjadi Pramugari Harus Cantik?
Next articleDemo Sopir Taksi, Akses Jalan Bandara Soekarno-Hatta Macet