Pintu Pesawat Mungkin Ditemukan

116

Oleh EILEEN NG and CHRIS BRUMMITT | Associated Press

KUALA LUMPUR, Malaysia (AP) — Pesawat Vietnam menemukan serpihan yang mereka duga adalah pintu dari pesawat Boeing 777 milik Malaysia Airlines, Minggu malam. Namun pertanyaan yang masih belum terjawab bagaimana dua penumpang dengan paspor curian bisa naik ke dalam pesawat.

Interpol mengatakan bahwa mereka tahu soal paspor curian, tapi tak ada pemerintah berwenang yang mengecek database mereka soal paspor curian sebelum Boeing berangkat Sabtu lalu dari Kuala Lumpur menuju Beijing dengan 239 penumpang.

Sekjen Interpol Ronald Noble mengatakan bahwa hanya “sedikit negara” yang melakukan pengecekan rutin terhadap database mereka. Dia juga mengeluhkan bahwa pihak berwenang “menunggu sampai terjadi tragedi baru kemudian melakukan pengamanan di perbatasan dan terminal keberangkatan.”

Sudah lebih dari dua hari berlalu sejak Malaysia Airlines MH370 hilang, menit-menit terakhirnya masih menjadi misteri. Pesawat hilang kontak komunikasi di antara Malaysia dan Vietnam.

Meski begitu, pesawat pencari di ketinggian rendah menemukan objek yang sepertinya adalah salah satu pintu pesawat, kata harian milik pemerintah Thanh Nien. Mereka mengutip pertanyaan wakil kepala staf militer Vietnam, Letjen Vo Van Tuan.

Dua kapal polisi maritim menuju lokasi sekitar 90 km selatan pulau Tho Chu di Selat Thailand, area yang sama tempat ditemukannya tumpahan minyak pada Sabtu.

“Dari objek ini, kami berharap bisa menemukan pesawat yang hilang,” kata Tuan.

Pesawat tampaknya jatuh dari udara dalam cuaca cerah, dan pilot antara tak bisa atau tak sempat mengirimkan sinyal darurat — kondisi tak biasa yang mungkin terjadi karena jetliner modern yang dikendalikan oleh maskapai profesional mengalami kecelakaan.

Pihak berwenang tengah memeriksa identitas dua penumpang yang naik ke pesawat menggunakan paspor curian. Sabtu lalu, Kementerian Luar Negeri di Italia dan Austria mengatakan bahwa dua nama warga negara mereka yang terdaftar dalam manifesto penumpang cocok dengan nama di dua paspor yang hilang di Thailand.

“Kami punya tampilan dua orang ini lewat CCTV,” kata Menteri Perhubungan Malaysia Hishammuddin Hussein, dalam konferensi pers, Minggu malam. Rekaman video kedua orang itu kini sedang diperiksa. “Kami punya agen intel, lokal maupun internasional, dalam penyelidikan ini.”

Pencurian dua paspor ini — satu milik Christian Kozel asal Austria dan Luigi Maraldi asal Italia — sudah tercatat di database Interpol setelah dilaporkan dicuri di Thailand pada 2012 dan tahun lalu.

Pemesanan online menyatakan bahwa dua tiket sekali jalan itu dibeli atas dua nama paspor tersebut pada Kamis dari agen perjalanan di resor pantai di Pattaya, Thailand timur. Saat dihubungi, prang di agen tiket perjalanan mengatakan bahwa mereka tak bisa berkomentar.

Tapi tak ada yang mengecek paspor tersebut di database berisi 40 juta dokumen perjalanan yang hilang atau dicuri sebelum pesawat berangkat.

Dalam pernyataan yang kuat, kepala Interpol mengatakan bahwa ia berharap, “pemerintah dan maskapai di dunia akan belajar dari tragedi ini.”

“Kasus ini membuat dunia berspekulasi apakah pemegang paspor curian ini adalah teroris,” kata Noble. “Intepol bertanya-tanya kenapa hanya sedikit negara di dunia yang memastikan agar pemegang paspor curian tidak naik ke penerbangan internasional.”

Rencana perjalanan dua penumpang tersebut juga diketahui Minggu lalu. Operator telepon di kantor KLM di Cina mengatakan bahwa penumpang bernama Maraldi dan Kozel memesan tiket sekali jalan di penerbangan yang sama, dari Beijing ke Amsterdam pada Minggu. Maraldi juga akan terbang ke Kopenhagen, Denmark dan Kozel terbang ke Frankfurt, Jerman.

Pasangan tersebut membeli tiket lewat China Southern Airlines, tapi belum jelas di mana tiket dibeli. Sebagai pemegang paspor Uni Eropa dengan penerbangan lanjutan ke Eropa, penumpang tersebut tidak butuh visa untuk transit di Cina.

Interpol dan penyelidik Malaysia tengah mencari tahu identitas sebenarnya orang-orang yang menggunakan paspor curian untuk naik ke pesawat.

Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Tony Blinken mengatakan bahwa AS sedang memeriksa paspor curian tersebut, namun penyelidik belum bisa menyimpulkan apa-apa.

Sudah sejak lama Interpol mengingatkan adanya ancaman baru dalam perjalanan internasional. Paspor palsu biasanya dipakai oleh imigran ilegal, tapi juga oleh siapapun yang ingin bepergian tak terdeteksi, seperti kurir narkoba atau teroris. Lebih dari 1 miliar kali tahun lalu, pejalan lolos ke pesawat tanpa paspornya diperiksa menggunakan database Interpol.

Kemungkinan kecelakaan pesawat adalah semacam ledakan, kegagalan mesin, cuaca buruk, kesalahan pilot, dan bahkan bunuh diri. Untuk menentukan jelasnya apa yang terjadi, butuh data dari perekam di pesawat dan analisis detail serpihan yang ada. Proses tersebut membutuhkan waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.

Kepala angkatan udara Malaysia Rodzali Daud mengatakan bahwa radar mengindikasikan pesawat sempat putar balik sebekum hilang, tapi tak ada detail lebih lanjut bagaimana atau kenapa pesawat tersebut melenceng dari jalurnya.

“Kami mencoba mencari jawabannya,” kata Daud dalam konferensi eprs. “Radar militer menunjukkan bahwa pesawat tersebut berputar balik, dan ini dikuatkan dengan radar sipil.”

Direktur Utama Malaysia Airlines Ahmad Jauhari Yahya mengatakan pilot-pilot seharusnya memberi tahu maskapai dan pengendali lalu lintas udara jika pesawat berbalik arah. “Dari informasi kami, tidak ada tanda-tanda darurat, jadi kami bingung,” katanya.

Sekitar 34 pesawat dan 40 kapal dari Vietnam, Malaysia, Thailand, Australia, Singapura, Indonesia, Cina, dan AS dikirimkan untuk mencari area hilangnya kontak pesawat, di perbatasan antara Malaysia dan Vietnam.

Dari 227 penumpang dan 12 kru di pesawat, dua pertiga berasal dari Cina, sisanya dari negara-negara lain di Asia, Eropa, dan Amerika, termasuk 3 warga negara AS.

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/pintu-pesawat-mungkin-ditemukan-024517875.html

Previous articlePemilik paspor yang dicuri: Saya lagi mau ke pantai
Next articleIngin Menaiki Trem ? Surabaya tempatnya !