Pemerintah Kota (Pemkot) Tidore Kepulauan, Maluku Utara (Malut) berencana membangun bandara bertaraf internasional yang akan menjadi pintu utama keluar masuk ke Sofifi, ibu kota Provinsi Malut.
“Bandara tersebut rencananya akan dibangun di wilayah Oba dengan pertimbangan selain letaknya dekat dengan Sofifi, juga memiliki kondisi lahan yang memungkinkan untuk pembangunan bandara bertaraf internasional,” kata Wali Kota Tidore Kepulauan Achmad Mahifa di Tidore, Senin (1/6).
Pemkot Tidore Kepulauan tengah membahas rencana pembangunan bandara tersebut dengan pihak Pemprov Malut, serta akan mengkomunikasikan dengan Kementerian Perhubungan, terutama untuk penganggarannya melalui APBN.
Menurut Achmad, Sofifi sebagai ibu kota Provinsi Malut harus memiliki bandara beraraf internasional untuk mendukung kelancaran mobilitas masyarakat, termasuk para pelaku usaha dan wisatawan yang akan keluar masuk ke ibu kota provinsi Malut, karena saat ini belum memiliki bandara.
Bandara yang selama ini digunakan untuk keluar masuk ke ibu kota Provinsi Malut melalui Bandara Sultan Babullah Ternate dianggap kurang efisien, karena masih harus menggunakan transportasi laut untuk sampai ke Sofifi dan tidak jarang mengalami hambatan jika kondisi perairan laut antara Ternate dengan Sofifi buruk.
Sebelumnya, Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba mengaku sudah menyampaikan kepada Kementerian Perhubungan mengenai perlunya bandara baru untuk pintu keluar masuk ke Provinsi Malut mengingat bandara Sultan Babullah berada di bawah Gunung Api Gamalama, yang jika meletus mengakibatkan Bandara Sultan Babullah ditutup.
Kementerian Perhubungan sudah menyatakan dukungannya untuk pembangunan infrastruktur perhubungan di Malut, terutama bandara dan untuk tahun 2015 ini diarahkan di Bandara Kao, Kabupaten Halmahera Utara yang nantinya bisa menfaatkan sebagai bandara alternatif jika Bandara Sultan Babullah ditutup akibat letusan Gunung Gamalama.