Jakarta – Belanja tak bisa dihilangkan dalam agenda traveling. Tak terkecuali saat ke Bangkok, Thailand. Berburu barang dengan harga murah jadi target utama turis. 5 Tempat ini, dijamin membuat Anda lupa diri saat belanja di Bangkok. Serbu!
Berburu pernak-pernik serta suvenir khas Bangkok jadi agenda wajib saat melancong ke ibukota Thailand ini. Harga yang murah jadi patokan bagi para penggila belanja. Untuk memenuhi hasrat berbelanja Anda, berikut 5 surga belanja murah meriah di Bangkok yang dikumpulkan detikTravel, Kamis (18/10/2012):
1. Chatuchak Weekend Market
Chatuchak Weekend Market atau dikenal juga dengan Jatujak atau JJ Market ini memang dikenal sebagai pasar terbesar di Thailand. Tidak hanya terbesar, pasar ini juga menjadi primadona wisata belanja khususnya untuk kaum wanita.
Pasar yang hanya buka saat hari Sabtu dan Minggu ini, bisa menampung hingga 10.000 kios. Dari situs resmi Tourism Thailand, Chatuchak Weekend Market adalah surga untuk para pemburu barang-barang murah. Semua barang, mulai dari baju, pernak-pernik, aneka suvenir, sampai makanan halal bisa traveler temukan di sini.
Untuk sampai di pasar ini, traveler bisa berjalan kaki sekitar 5 menit dari Mo Chit Station. Untuk memudahkan para traveler berwisata belanja, pasar ini dikelompokkan menjadi 26 area. Area tersebut antara lain adalah area books and magazines, fashions, food, furniture, plants, pets, jewellery, paintings, dan lain-lain.
Seperti pasar tradisional pada umumnya, saat berbelanja di Chatuchak pelancong harus pandai menawar harga. Selain itu, Anda juga harus teliti memilih barang, dan sabar mencari barang di toko lain agar mendapatkan barang dan harga yang diinginkan.
Supaya lebih asyik lagi, ada beberapa hal yang harus traveler perhatikan kalau ingin belanja di Chatuchak Weekend Market. Anda bisa datang pagi hari karena Chatuchak Weekend Market buka mulai pukul 09.00 waktu setempat, siapkan peta pasar Chatuchak supaya tidak tersesat menjelajah pasar seluas 11 hektar ini, siapkan uang tunai karena kios di sini tidak menerima kartu kredit, dan yang terpenting saat menawar harga jangan cepat menyerah dan selalu tersenyum.
2. Khao San Road
Backpacker ke Bangkok, Thailand, ‘wajib’ datang ke Khao San Road. Jalan pendek yang berada di daerah Banglamphu ini harus menempuh jarak sekitar 1 km sebelah utara dari Grand Palace dan Wat Phra Kaew. Jalan ini pun sudah menjadi tempat berkumpulnya para backpacker dari seluruh dunia.
Suasana ramai yang terasa di Khao San Road saat detikTravel berkunjung ke Bangkok beberapa bulan lalu, tak jauh berbeda dengan Jalan Jaksa, Jakarta atau Legian, Bali. Semua yang dibutuhkan oleh para pelancong tersedia di sini, tentunya dengan harga yang sangat bersahabat.
Di sepanjang Khao San Road, terdapat penjual kerajinan tangan, lukisan, pakaian, buku, jasa pijat, tatto, sampai CD bajakan. Sama seperti dengan pasar tradisional lainnya, saat berbelanja di Khao San kerahkan seluruh kemampuan Anda dalam menawar barang dagangan!
Mau menikmati malam di Khao San Road? Datanglah pukul 16.00 waktu setempat. Saat itu lokasi ini sudah mulai ramai. Tidak hanya untuk berbelanja, Jalan Khao San juga menjadi sasaran bagi para pecinta kuliner. Di sini juga ada banyak kios yang menjual makanan atau camilan khas Bangkok.
3. Shukumvit Road
Negeri Gajah Putih ini masih punya banyak pasar tradisional dan night market yang asyik untuk wisatwan datangi, salah satunya Shukumvit Road. Tidak jauh berbeda dengan Khao San Road, di sepanjang Shukumvit Road banyak pedangang yang menjajakan makanan dan beraneka ragam cinderamata, seperti kerajinan tangan khas Thailand sampai beragam T Shirt ada di sini.
Namun, perbedaan antara Shukumvit dan Khao San Road adalah peminatnya. Saat detikTravel jalan-jalan di Suhukumvit Road, tempat ini lebih banyak didatangi oleh pelancong asal Timur Tengah. Maka dari itu, jangan heran bila di daerah ini Anda melihat banyak toko yang memasang aksara Arab.
Kawasan ini berada di jalan yang membentang antara Phloen Cit sampai Asok. Tidak cuma pedagang kaki lima, di kawasan yang dilintasi jalur fly over KRL Bangkok Sky Train ini, juga ada banyak hotel, restoran, dan hiburan malam.
Eits, berburu oleh-oleh di Shukumvit jangan lupa keluarkan jurus jual mahal dan ulet saat menawar harga! Pedagang di sini akan membuka harga sangat tinggi, tapi nanti bisa saja turun sangat drastis. Misalnya saja 6 gantungan kunci gajah Thailand yang ditawarkan seharga 350 Baht (Rp 109.500) bisa dipangkas sampai 100 Baht saja (Rp 31.300).
Shukumvit pun seolah tidak pernah tidur. Saat toko dan pedagang kaki lima mulai tutup, kawasan ini berganti menjadi kawasan pekerja seks komersil (PSK). Di Bangkok, pekerjaan ini memang dilegalkan. Perlu Anda ketahui, tidak semua PSK ini perempuan asli. Ada juga waria yang parasnya justru bisa lebih cantik dari perempuan tulen!
4. Chinatown
Chinatown, tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal etnis China. Kawasan pecinan ini seringkali diserbu pelancong khususnya para backpacker karena menyediakan penginapan dan makanan murah. Selain di Khao San Road, di Chinatown kaum backpacker juga menemukan deretan toko, restoran, hingga makanan pinggir jalan ala Negeri Tirai Bambu itu dengan harga yang murah.
Kawasan Chinatown di Bangkok sudah ada sejak 200 tahun silam ketika imigran China datang ke Thailand. Kawasan pecinan di ibukota Negeri Gajah Putih ini terkenal dengan nama Yaowarat.
Berjalan menyusuri Yaowarat mata Anda akan disuguhkan dengan deretan penjual makanan pinggir jalan samapai restoran yang menjual makanan khas China. Kalau di Shukumvit banyak terlihat aksara Arab, di Chinatown ada banyak papan warna-warni beraksara Mandarin.
Lagi-lagi, jurus tawar-menawar harus Anda keluarkan! Kalau sudah gigih menawar dan bisa mengakrabkan diri dengan pedagang, sudah pasti Anda bisa mendapatkan belanjaan dengan harga yang murah.
5. Patpong
Patpong merupakan kawasan lampu merah di Bangkok, Thailand dan terkenal sebagai pasar malam serta tempat lokalisasi hiburan malam. Destinasi ini berada di antara Surawong Road dan Siloam Road.
Ketika detikTravel berkunjung ke sana, kawasan ini merupakan jalan di sebuah gang yang diapit oleh gedung-gedung seperti ruko. Nah, di tengah jalan itulah ratusan lapak kaki lima menjajakan beraneka ragam barang dagangannya. Akan tetapi, di bagian kiri dan kanan jalan ini banyak terdapat panti pijat, bar, dan kafe yang dimeriahkan dengan live musik sampai tarian erotis.
Oleh sebab itu, jangan kaget bila Anda didekati oleh calo tempat hiburan. Mereka akan menawarkan ‘menu’ tarian erotis yang disediakan oleh tempatnya. Satu lagi, jangan sembarangan berkenalan dengan wanita di sini! Siapa tahu mereka bukan wanita tulen alias ladyboy.
Tidak tertarik masuk ke dalam bar atau kafe segera saja memburu barang-barang yang Anda targetkan di kawasan belanja Patpong. Tempat ini menyajikan berbagai macam dagangan, mulai dari aksesoris, kacamata, tas, dompet, kaos, dan lain-lain.
Belanja di Patpong harus sangat berhati-hati karena pedagangnya tidak ramah pada turis. Perkataan mereka cenderung kasar. Bila ingin menawar Anda harus sabar dan tidak boleh ragu-ragu! Sekali saja terlihat ragu, bisa-bisa Anda yang termakan harga yang ditawarkan oleh pedagang di Patpong. Pedagang-pedagang di Patpong selalu menawarkan harga jauh lebih mahal dari pasar tradisional atau pasar malam lainnya.