Dua astronot yang bertugas di Stasiun Ruang Angkasa telah menghabiskan setidaknya enam jam untuk memasang jaringan kabel di luar wahana tersebut. Seperti diberitakan BBC pada Ahad, 22 Februari 2015, instalasi kabel itu memungkinkan pesawat ruang angkasa lain mendarat, termasuk pesawat milik perusahaan swasta yang menawarkan paket wisata antariksa.
Namun tampaknya ide wisata antariksa ini masih menjadi kontroversi pasca-kecelakaan yang melibatkan wahana Virgin Galactic. Pesawat milik Richard Benson itu tergelincir saat uji coba. Sehingga pesohor seperti Brad Pitt, Leonardo DiCaprio, dan Lady Gaga, yang rela merogoh kocek hingga US$ 250 ribu untuk perjalanan ke level sub-orbital selama 2,5 jam dan sensasi 4 menit terjun bebas, harus terkatung-katung.
Namun, hal itu tak menghalangi harapan besar agar perjalanan ke ruang angkasa tak hanya dinikmati oleh para astronot. Sebab, juru bicara Jetstar, perusahaan perjalanan ruang angkasa, menyebut biaya wisata antariksa kemungkinan makin murah pada 2016.
“Pada 2016, orang hanya perlu menyediakan US$ 75 ribu untuk pergi pada ketinggian 30 kilometer dengan balon super,” kata juru bicara tersebut. Biaya itu jauh lebih murah dibanding harga yang harus dibayarkan Dennis Tito, miliuner Rusia yang harus membayar US$ 50 juta untuk 10 hari perjalanan ke Stasiun Ruang Angkasa.
Selain itu, wisata antariksa dianggap oleh banyak miliuner sebagai mimpi masa kecil yang bisa menjadi kenyataan. Sehingga, saat ada kesempatan pergi ke ruang angkasa, mereka tak peduli dengan harga yang harus dibayarkan. Salah satunya ialah Nik Halik, raja properti keturunan Yunani-Australia.
Dia sudah menghabiskan berjam-jam waktunya untuk berlatih di Yuri Gagarin Cosmonaut Training Centre. Halik juga rela membayar berapa pun harga tiket ke ruang angkasa agar bisa menjadi bagian dari 500 orang yang pernah melihat Bumi dari ketinggian. ‘Ruang angkasa selalu menyimpan sensasi mistis dan bayangkan tangan anda bisa keluar dari pesawat serta seakan menyentuh wajah Tuhan,” kata Halik.
