Realisasi pembangunan proyek Grand Design Bandara Soekarno-Hatta mungkin terlambat. Hal ini menyusul belum adanya pembangunan yang signifikan di areal tersebut.
Salah satu proyek yang bakal dilaksanakan adalah pembangunan rel kereta api yang bakal menghubungkan kota Tangerang dan Bandara Soekarno-Hatta. Pembangunan jalur penghubung tersebut ditargetkan akan beroperasi tahun depan.
“Sesuai target kerja stasiun tahun 2016,” terang humas Angkasa Pura II, Achamad Syarir kepada Republika usai dikonfirmasi terkait realisasi penyelesaian stasiun, Rabu (6/5) di Tangerang.
Meskipun demikian, Syarir bungkam saat ditanya proses persentase pembangunan stasiun tersebut. Pasalnya, berdasarkan pantauan dilapangan, proyek pembangunan rel tersebut terlihat mandek.
Bahkan bentuk fisik stasiun di lokasi pembangunan belum terbentuk. Hingga saat ini yang baru terlihat adalah galian dan penempatan pondasi stasiun.
Padahal, pengerjaan pembangunan stasiun di bandara telah dimulai pada 2014 lalu, tepat saat pintu M1, jalur masuk dan keluar bandara resmi ditutup.
Sebelumnya, proyek grand design bandara Soekarno-Hatta meliputi lima poin, yakni pembangunan stasiun kereta bandara, perluasan Terminal 3 atau T3 Ultimate, pembangunan integrated building, pemugaran Terminal 1 dan Terminal 2, serta pengoperasian automated people mover system (APMS).
Sayangnya, bukan hanya pembangunan rel yang terlihat mandek, pengerjaan integrated building dan APMS pun juga terlihat statis. Pasalnya, pembangunan integrated building dan APMS ini harus terintegrasi dengan pembangunan stasiun di bandara.
Seperti diketahui, integrated building merupakan bangunan yang akan terkoneksi dengan stasiun kereta bandara, Terminal 1, dan Terminal 2 bandara. Sementara APMS yang merupakan trasportasi rel pun juga tidak bisa beroperasi jika rel belum dibangun. Nantinya APMS khusus digunakan untuk mengantar penumpang dari stasiun bandara ke Terminal 3.
Sementara, pemugaran besar-besaran Terminal 1 dan Terminal 2 pun hingga kini belum dilakukan. Pemugaran dua terminal ini dinilai perlu dilaksanakan mengingat sama sekali belum ada renovasi besar sejak tahun 1984 lalu.
Dari sejumlah proyek yang direncanakan, hanya pembangunan T3 Ultimate yang sedikit menunjukkan kemajuan, itupun boleh dibilang masih jauh dari target penyelesaian. Hingga kini, proyek T3 Ultimate yang direncanakan selesai pada Agustus 2015 baru terlihat pondasi bagunan saja.