Oknum Bandara Yang Nakal Harus Ditindak, Biar Kapok

48

Publik media sosial kaget mendengar kabar nama Muhammad dan Ali sulit mendaftar Autogate di Bandara Soekarno-Hatta. Tweeps meminta Presiden Jokowi menindak oknum pengelola bandara yang diskriminatif.

Di media sosial, akun @yusuf. jakarta mengaku menjadi korban diskriminatif oknum pengelola ban­dara Soetta, karena memiliki nama Muhammad. “Saya mengalami. Nama saya Mohammad Yusuf ke Penang 3 minggu lalu tidak bisa via autogate,” akunya.

Akun @wawan bilang, keter­laluan apabila pengelola bandara Soetta sampai mempersulit pemilik nama Muhammad dan Ali untuk menggunakan autogate. “Terlalu sekali,” cuitnya.

Akun @puschyn marah menden­gar kabar pihak pengelola bandara Soetta mempersulit nama Muham­mad dan Ali mempergunakan fasili­tas bandara. “Ini Indonesia bung, bukan Amrik atau eropa. Makin aneh aja negara ini,” kicaunya.

Akun @joypyrlo menyarankan, pengelola tidak menggunakan auto­gate, jika diskriminatif terhadap nama dan kelompok tertentu. “Mending gak usah dipakai tuh mesin. Pakai manual saja,” katanya.

Akun @kotowaller meminta Presiden Jokowi menindak oknum aparat imigrasi yang melakukan tindakan diskiriminatif. “Sudah ka­cau ini, kalau penyelenggara negara ngawur kayak gini,” katanya.

Akun @Rakhirud mendesak, pe­merintah mengusut oknum Imigrasi pengelola bandara yang mempersu­lit penggunaan autogate. “Harus di­usut. Jangan-jangan ini kepentingan asing,” kicaunya.

Akun @depriko sedih mendengar nama Muhammad dan Ali diper­sulit mendaftar autogate. “Sedih, kejadian ini terjadi di negara yang mayoritas Islam,” sesalnya.

Akun @banan2013 menilai, tidak perlu orang dengan naman Muham­mad dan Ali diwawancarai terlebih dahulu sebelum menggunakan autogate. “Kita kan menganut azaz praduga tak bersalah,” katanya.

Akun @ponari mengusulkan, aparat penegah hukum mengusut oknum operator autogate yang melakukan tindakan diskriminatif. “Kalau operator terima perintah, maka usut yang beri perintah. Harus tuntas ini kasus,” katanya.

Sementara, akun @robod mem­inta publik tidak menyalahkan pihak pengelola autogate yang memper­ketat izin pemilik nama tertentu. “Jangan suudzon. Yang salah itu mesin autogatenya, karena beli dari Amerika. Otomatid itu nama terfil­ter, hehe,” guyonnya.

Akun @guest menilai, wajar pihak bandara berhati-hati dengan nama dengan kelompok tertentu. “Itu biasa terjadi disemua negara. Jangan curiga dulu,” belanya.

Akun @donkey mendukung aparat pengelola autogate, jika bertujuan positif. “Nggak masalah, kalau demi keamanan negara kita,” dukungnya.

Akun @lulus24 berkelakar, me­nyarankan para pemilik nama yang dipersulit ke luar negeri meminta beking politisi. “Bilang saja kepada haji Lulung, hehe,” guraunya.

Akun @abanindustri bergurau, mungkin nama Muhammad dan Ali akan dipermudah menggunakan autogate setelah menambahkan nama belakang Jokowi. “Muham­mad aja mungkin dipersulit, hehe,” guyonnya.

Akun @ojo-ngono yakin pihak bandara memilik alasan kuat mem­perketat izin penggunaan autogate oleh nama Muhammad dan Ali. “Nggak ada asap, kalai nggak ada api. Positif saja deh,” katanya.

Akun @firbani menyarankan, orang-orang bernama tertentu yang dirugikan pihak bandara melapor kepada pimpinan Bareskrim Polri. “Lapor saja ke Pak Buwas, hehe,” sarannya.

Akun @Richidellan bergurau, pihak bandara justru tidak berani diskriminatif dengan nama pemilik Muhammad. “Bahaya kalau keta­huan pak Muhammad Jusuf Kalla, hehe,” guraunya.

Autogate Bandara Soetta, Ceng­kareng, menjadi sorotan, setelah seorang warga bernama Muham­mad Edo kesulitan daftar autogate karena nama Muhammad yang disandangnya. Nama Ali juga sulit daftar autogate, padahal sejatinya fungsi autogate adalah memudahkan orang melintas.

Anggota Komisi III asal PKS Aboe Bakar Al Habsy menyayangkan per­istiwa yang menurutnya diskriminatif itu. Aboe mendesak Dirjen Imigrasi segera membenahi agar tak lagi teru­lang kejadian serupa.

“Perlakuan berbeda pada layanan autogate Bandara Soekarno-Hatta terhadap pemilih nama Muham­mad dan Ali yang dikeluhkan warga melalui beberapa media adalah ben­tuk diskriminasi,” katanya.

Menurutnya, hal itu seharusnya tidak boleh terjadi di Indonesia, apalagi Muhammad merupakan salah satu suku kata yang banyak di­gunakan oleh masyarakat Indonesia. Begitu juga nama Ali.

“Diskriminasi yang demikian pastilah akan melukai masyarakat Indonesia yang mayoritas bangga menggunakan nama itu. Selain itu diskriminasi ini juga melukai umat Islam,” ujarnya.

Bagaimana Imigrasi soal per­soalan nama Muhammad dan Ali dalam autogate itu? “Bisa kok, bisa daftar. Tidak sulit,” jelas Kabag Humas Imigrasi, Heriyanto.

Namun diakui Heriyanto, soal nama Muhammad dan Ali itu pihak Imigrasi akan melakukan wawancara. Ada yang perlu dicek lebih dahulu.

“Sebenarnya nggak ada masalah. Tapi kita kan ada kewaspadaan, jadi perlu diinterview,” urai dia.

Menurut dia, nama Muhammad dan Ali memang tak sedikit yang terkait dengan kelompok tertentu. Pihak Imigrasi juga melihat negara yang hendak dituju. “Kalau tidak ada dalam daftar yang dicegah tidak ada masalah,” terang dia.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta, pihak Imigrasi mengklarifikasi soal insiden di au­togate ini. “Sebaiknya ditanyakan dan diklarifikasi ke pihak Imigrasi mengapa hal itu bisa terjadi. Semoga pihak Imigrasi kita bisa secepatnya mengatasi,” katanya.

 

Sumber

Previous articleBisa Berkomunikasi dengan Bahasa Jawa Ketika Berlibur di Lima Negara Berikut
Next articleBerikut Orang-orang yang Nekat Bugil di Pesawat