Mesin pesawat bisa diminimalisasi fungsinya pada saat pesawat menuju terminal (taxy in) ataupun pada saat pesawat menuju runway/taxy out. Hal itu perlu dilakukan untuk menghindari benda asing yang merusak (Foreign Object Damage) terhisap ke dalam mesin.
Bagaimana prinsip kerjanya? Di dalam mesin ada sebuah motor listrik berkempuan tinggi untuk memutar (hi torque electro motor) yang terpasang dan memutar nose wheel, baik untuk maju ataupun mundur dengan memanfaatkan sumber tenaga listrik dari Auxilary Power Unit (APU), dan kontrol panelnya sangat sederhana terdapat di cockpit.
Produk teknologi tinggi ini diciptakan oleh perusahaan Honeywell yang beraliansi dengan Safran serta WheelTug. Produk ini belum terlalu banyak digunakan, namun armada Boeing 737 NG banyak menggunakannya.
Aspek Biaya Bahan Bakar
Keuntungan tertinggi bagi perusahaan penerbangan yang menggunakan produk ini adalah dari sisi penghematan fuel (bahan bakar). Harap maklum budget terbesar adalah untuk pembelian bahan bakar. Bahan bakar merupakan komponen biaya sebesar hampir 50 persen dari pengoperasian pesawat udara. Tentunya dengan logika yang sederhana yaitu memperbandingkan antara konsumsi bahan bakar kedua engine terhadap konsumsi bahan bakar APU.
Sebagai contoh untuk sebuah Boeing 737-800 kedua buah Engine CFM CFM 56-7B26 memiliki gaya dorong (thrust) sebesar 26.000 kg akan menghabiskan fuel rata-rata sebanyak 2,362.70 kg/hour, sedangkan APU konsumsi bahan bakar rata-rata sebanyak 400 liter atau sekitar 300 kg/hour.
Aspek Penggunanaan Engine dan Komponen Lainnya
Dengan pengurangan penundaan waktu untuk start engine tersebut pada saat departure/taxi out serta mematikan engine lebih awal pada saat arrival, maka akan memperpanjang usia engine untuk overhaul/shop visit.