Nepal menutup Banda Udara Internasional Thribuwan bagi pesawat jet berkapasitas besar. Landasan pacu di satu-satunya bandar udara internasional di Ibu Kota Kathmandu tersebut rusak berat akibat gempa dahsyat yang terjadi pekan lalu.
“Landasan ini hanya dirancang untuk pesawat ukuran medium,” kata Birendra Shrestha, Manajer Bandara Thribuwan, Ahad, 2 Mei 2015.
Bandara sempat ditutup lalu dibuka kembali pascagempa. Tapi kerusakan di landasan pacu semakin parah. Sebab, banyak pesawat jet dan kargo pembawa bantuan, makanan, dan relawan kemanusiaan yang mendarat di sana.
Pejabat bandara itu kemudian memutuskan menutup sepenuhnya bandara bagi jet besar karena banyaknya laporan tentang retakan di landasan. Walau begitu, pesawat kecil masih diperbolehkan mendarat.
Bandara yang terletak di pinggiran Kathmandu itu hanya memiliki satu landasan pacu. Fasilitas bandara juga semakin minim akibat gempa. “Kami memprioritaskan pesawat pembawa bantuan dan tim penyelamat dan pencari,” ujar Jamie McGoldrick, koordinator bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Nepal. “Segera setelah sistemnya diperbaiki, bandara akan beroperasi normal.”
Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter melanda Nepal dan sekitarnya pada 25 April 2015. Korban tewas akibat peristiwa itu mencapai 7.276 orang. Korban terbaru yang ditemukan adalah enam wisatawan mancanegara dan 45 penduduk Nepal.
Mereka ditemukan akhir pekan lalu di rute trekking populer. Kementerian Pariwisata Nepal menyebutkan ada 57 orang asing yang tewas dalam bencana itu, sementara 109 orang lain belum diketahui keberadaannya.